
Mulai Titik Nol

Tak kusangka ..
disaat mengalami dentuman hidup yang teramat pahit ..
mulai dari titik nol kehidupan
memang jauh lebih baik dari ratusan mil jauhnya kampus biru ..
di sudut kampus ini ..
ada toko kecil yang berdiri ditengah-tengah sekelebat pohon dibawahnya
aku pun beraktifitas sambil bertemankan es sprite yang baru dituangkan ..
titik nol kehidupan ku dimulai ..
berangkat dari harapan pahit kalau aku harus tetap bertahan ..
bertahan hingga tak ada harapan yang tersisa..
berangkat dari titik nol ..
aku merasakan ada relung putaran waktu yang tersentuh oleh dinamika harapan..
kalimat yang cukup jelas terucap olehnya ..
"aku akan menunggu mu"
tak pernah aku mendengar kalimat ini sebelumnya ..
disaat aku terbaring dengan status non aktif sebagai mahasiswa untuk semester ini.
ku lalui titik nol ini..
dan telah memasuki frasa kehidupan yang teramat realistis nan maha dahsyat ..
tapi, disisi lain, aku dibayangi oleh beberapa orang yang berada
cukup berada,, konglomerat ,, dibandingkan ku yang jelata
berjalan dari titik nol emang tak ada bedanya dengan berjalan tanpa sendal di atas aspal
telapak kaki yang melepuh tapi terasa nikmat untuk memijakkan kaki ..
tetap eksis walau kaki sudah mengeluarkan darah..
hidup terasa nikmat dengan perjuangan dan usaha ..
aku bangga dengan apa yang saat ini kulakukan ..
dan aku berkeyakinan dengan Tuhan yang menciptakan rasa pada ku ,,
walau bukanlah cinta yang sesungguhnya ,,
jikalau aku gagal pun tidaklah masalah ,, kisahku ini menjadi sumber inspirasi banyak orang
dalam sebuah buku tentunya ,,
tapi, satu hal yang perlu kalian tahu wahai pembaca,, tekad itu berawal dari keimanan mu terhadap rabb mu,, ketika engkau merasa mampu untuk menembus batas kemampuan mu,, disitulah engkau yakin sejelek apapun hasilnya,, hati itu akan menjadi baja,, menjadi dingin ketika diterpa malam,,
Dari titik nol aku berjalan bersamanya ,,
dari mana kau berada ,, wahai kasih ,,
aku tak kan berhenti berharap ,, karena harapan adalah sentrisitas kehidupan kenapa manusia awalnya diciptakan ,, bukan berarti kita berharap sama makhluk,, tapi bagimana kita berharap kalau tuhan mendekatkan dirimu pada ku ,,
Tanjungpinang, 16 September 2019
Perbedaan adalah Alat untuk memperkuat Kesetaraan Gender.
Perbedaan adalah Alat untuk
memperkuat Kesetaraan Gender.
Kafabihi
Himpunan Mahasiswa Islam, Cabang
Tanjungpinang-Bintan, Komisariat Eksakta Umrah
Universitas Maritim Raja Ali
Haji, Ilmu Kelautan
Manusia yang pertama kali diciptakan adalah Adam as, dan
tentunya dalam sejarah penciptaan manusia, Adam sebagai perwakilan kaum lelaki
tentu memiliki sebuah kebanggaan atas otoritas yang ada, akan tetapi merujuk
dari Alquraan Adan dan Hawa dari diri manusia itu sendiri dan tidak
mengistimewakan salah satu diantara mereka. Sejarah penciptaan manusia ini juga
tidak lepas dari peristiwa diciptakannya Hawa dari tulang rusuk Adam, yang
sengaja Allah Swt ciptakan untuk menemani, dan memasangkan dengan Adam as.
Keberadaan Hawa yang diciptakan oleh Allah Swt, menjadi hal yang sangat
mendasar akan keberadaan umat manusia sekarang. Hawa adalah perempuan pertama
yang melahirkan umat manusia, dan mulai dari sinilah keberlangsungan sejarah
antar gender dimulai.
Kata “gender” berasal dari bahasa Inggris, gender yang berarti
jenis kelamin. Dalam Webster’s New World
Dictionary, gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat
dari segi nilai dan tingkah laku. Di dalam Women’s
Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa “gender” adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat
pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan
karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam
masyarakat.
Hilary M. Lips dalam bukunya yang terkenal Sex & Gender: an
Intro- duction mengartikan gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap
laki-laki dan perempuan (cultural expectations for women and men). H.T. Wilson
dalam Sex and Gender mengartikan gender sebagai suatu dasar untuk menentukan
perbedaan sumbangan laki-laki dan perempuan pada kebudayaan dan kehidupan
kolektif yang
sebagai akibatnya mereka menjadi laki-laki dan perempuan.1 Sementara itu menurut Mansour
Faqih dalam bukunya Analisis Gender & Transformasi Sosial mengemukakan
konsep gender yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun
perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun cultural. Misalnya bahwa
perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara
laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, perkasa. Ciri dari sifat itu sendiri
merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan.2 Perbedaan sifat, sikap serta
fisik antar genderlah yang menjadi sebuah permasalahan yang sering timbul ke
atas permukaan lingkungan sosial. Padahal semua perbedaan yang bersifat
biologis (sex) yang merupakan kodrat Tuhan hanyalah bersifat objektif belaka
yang tidak memandang kesataraan berkehidupan bersama. Sedangkan kehidupan
perbedaan budaya, psikologis, dan aspek non biologis lainnya, antar gender bisa
dipertukarkan dan bukan merupakan kodrat Tuhan.
Kesataraan gender selalu saja dititik beratkan pada pihak
perempuan, semua telah terjadi dari diciptakannya Hawa. Keberlangsungan sejarah
gender diantaranya kedudukan perempuan yang tidak begitu diperhatikan sebelum
Islam datang. Pada masa zaman jahiliah misalnya, banyak sekali kaum quraisy
yang takut memiliki anak perempuan sehingga mereka mengubur anaknya: Pertama, orang tua pada masa masyarakat
jahiliyah takut jatuh miskin bila menanggung biaya hidup anak perempuan yang
dalam konteks zaman itu, tidak bisa mandiri dan produktif. Kedua, masa depan anak-anak dikhawatirkan mengalami kemiskinan
(jatuh miskin). Anak perempuan dikubur karena orang tuanya khawatir anak-anak
perempuan diperkosa atau berzina. Ketiga,
sesuai dengan seringnya konflik antar kabilah atau peperangan antarsuku, orang
tua khawatir anaknya akan ditawan musuh dalam peperangan itu.3 Selain kebiasaan buruk itu, ada
juga kebiasaan buruk seperti mengawini perempuan sebanyak-banyaknya, dan juga
menceraikan sesuka hati. Dari beberapa peristiwa

1 Nasaruddin Umar, Argumen
Kesetaraan Jender Perspektif al-Qur’an, (Jakarta: Para-madina, 2001), hlm. 34.
2 Mansour Faqih, Analisis Gender
& Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 7.
3 Fatah Syukur, Sejarah Peradaban
Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2011), hlm. 21.
sejarah yang telah berlangsung timbullah sebuah pemikiran,
bahwasanya perempuan dalam ber abad-abad silam sebelum adanya islam di berbagai
belahan dunia kaum perempuan dipandang tidak memiliki kemanusiaan yang utuh dan
oleh karenanya perempuan tidak berhak bersuara, tidak berhak berkarya, dan
tidak berhak memiliki harta. Bahkan, eksistensinya sebagai makhluk manusia pun
dipertanyakan. Padahal mereka adalah bagian dari diri manusia itu sendiri.
Berbeda halnya ketika Islam datang, Pada masa Rasulullah kaum perempuan
muslimah tampak dalam sosok perempuan yang dinamis, sopan, dan terpelihara
akhlaknya. Bahkan dalam al Qu’an, figur ideal seorang muslimah disimbolkan
sebagai pribadi yang memiliki kemandirian politik, al-istiqlāl al-siyāsah.
Mereka (Perempuan) juga berprestasi sama yang seperti diraih oleh kaum
laki-laki bahkan kaum perempuan juga bisa menjadi seorang pemimpin seperti
Aisyah (Istri Rasululluah) saat memimpin perang. Dalam jaminan al-Qur’an,
perempuan dengan leluasa memasuki semua sector kehidupan masyarakat, termasuk
politik dan ekonomi.4
Peradaban gender setelah munculnya Islam mengalami perubahan
yang signifikan, tetapi ada juga kelompok-kelompok yang menilai keberadaan
Islam menyebabkan subordinasi yang mengarah ke arah pesimis. Banyak hal yang
bisa diambil hikmahnya dari sejarah peradaban tentang gender, walaupun penuh
dengan perbedaan akan tetapi manusia tetap terus belajar untuk bisa saling
memahami antar gender. Sekian banyak perbedaaan yang menjadi celah, tapi
manusia yang beriman serta akan berakal akan memahami hakikat toleransi antar
gender.
Di Indonesia pun kesataraan gender masih menjadi masalah di
lingkungan masyarakatnya. Seperti yang terjadi di Bali. Di Bali, lelaki
ditempatkan sebagai purusa, dan perempuan pradana, dan perempuan adalah
pradana. Purusa adalah kepala keluarga, sedangkan Purusa dianggap sebagai
pelengkap dalam keluarga. Ideologi ini menilai keberadaan kaum perempuan
tidaklah penting. Ideologi yang seperti inilah yang menghambat kekuatan antar
gender. Sebuah momok bagi kaum wanita yang ingin diakui keberadaan mereka.

4
Siti Musdah
Mulia, “Kekerasan terhadap Perempuan...”, hlm. 15.
Pada akhirnya, hakikat manusia yang terjadi adalah kurangnya
sikap saling menghormati antar gender. Tanpa disadari laki-laki kuat karena
adanya peran dari seorang wanita. Disinilah letak kekuatan yang terjadi, saling
mendukung antar kedua insan. Laki-laki yang menganggap dirinya hebat, lupa akan
kekuatan wanita yang mendukungnya dari belakang. Jadi, kesadaran inilah yang
menjadi hal yang sangat penting, dimana kurangnya sikap yang tidak dibarengi
dengan Iman dan ilmu akan mengakibatkan kecacatan moral dibalik amalan yang
dikerjakan. Maka, perlu kita perbaiki akhlak dengan iman serta ilmu agar bisa
mangamalkan ajaran Islam. Dengan adanya perbedaan antar gender ini, yakinlah
laki-laki dan perempuan akan saling menguatkan diri. (Kafabihi,2018)
Perkaderan HMI di era MILENIUM : Pemberdayaan Generasi Muda lewat Dunia Perkaderan dan semangat Revolusi Mental
Ditulis Oleh : Kafabihi 25, Februari 2018
Perkaderan yang dijalankan HMI saat ini sebagai organisasi kader ialah
menggunakan pendekatan sistematik dalam keseluruahn proses perkaderannya semua dibentuk atas atktifitas mahasiswa dalam semangat intregalistik untuk mencapai tujuan perkaderan di HMI. Untuk itu perlu adanya pola dasar perkaderan yang telah ditetapkan. Selain itu dengan mempertimbangkan kelemahan organisasi. Hal ini perlunya memperhitung analisis SWOT dalam aktualisasi pola perkaderan yang semakin lama semakin terkukung akibat derasnya era globalisasi milenial. Perkembangan progress seorang kader ditempa saat menjalani LK 1 atau basic training sebagai tahapan “wajib” bagi kader yang berproses di HMI. Pola dasar ini bergerak dengan menjalankan nilai-nilai keislaman di tengah-tengah goncangan era modernisasi yang begitu luas. Seorang kader bergerak dan terbentuk dalam organisasi, mengenal aturan-aturan organisasi serta mentransformasikan nilai-nilai keIslam-an ke masyarakat.
Generasi Millennial adalah terminologi generasi yang saat ini banyak
diperbincangkan oleh banyak kalangan di dunia diberbagai bidang, apa dan siapa gerangan generasi millennial itu?. Millennials (juga dikenal sebagai Generasi Millenial atau Generasi Y) adalah kelompok demografis (cohort) setelah Generasi X. Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980an sampai 2000 an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun. Disaatgenerasi muda mulai menunjukkan eksistensinya, para pemuda dihadapi sejumlah
tantangan moral serta fisik dalam menghadapi di era globalisasi saat ini.
Pada era globalisasi saat ini, pemuda dihadapkan pada perubahan nilai-nilai lama terhadap nilai-nilai baru seperti kebudayaan asing yang saat ini menggorogoti Bangsa Kita, yang semuanya tidak sesuai dengan kepribadian Masyarakat Indonesia. Apalagi pemuda dan bangsa Indonesia saat ini diperhadapkan dengan berbagai tantangan baik tantangan di bidang ekonomi, khususnya ASEAN Community, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 dan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada tahun 2020.
diperbincangkan oleh banyak kalangan di dunia diberbagai bidang, apa dan siapa gerangan generasi millennial itu?. Millennials (juga dikenal sebagai Generasi Millenial atau Generasi Y) adalah kelompok demografis (cohort) setelah Generasi X. Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980an sampai 2000 an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun. Disaatgenerasi muda mulai menunjukkan eksistensinya, para pemuda dihadapi sejumlah
tantangan moral serta fisik dalam menghadapi di era globalisasi saat ini.
Pada era globalisasi saat ini, pemuda dihadapkan pada perubahan nilai-nilai lama terhadap nilai-nilai baru seperti kebudayaan asing yang saat ini menggorogoti Bangsa Kita, yang semuanya tidak sesuai dengan kepribadian Masyarakat Indonesia. Apalagi pemuda dan bangsa Indonesia saat ini diperhadapkan dengan berbagai tantangan baik tantangan di bidang ekonomi, khususnya ASEAN Community, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 dan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada tahun 2020.
Perjalanan seorang pemuda generasi milenial yang tetap menjalankan perannya sebagai seorang pemuda pembaharu yang tetap menjaga nilai-nilai bangsa dan juga agama, kaum pemuda sertamahasiswa memulai pergerakan-pergerakan yang tidak terlalu mempengaruhi efek besar tapi memiliki ke aktifan yang stabil dalam mengawasi segala kegiatan sosial maupun ekonomi bangsa. Hal ini memperlukan dasar mentalitas yang tinggi, yang mengukur sejauh mana mahasiswa serta pemuda tetap memegang teguh ideologinya, tanpa takut adanya pengaruh disentrigasi bangsa. Maka pemuda memerlukan sebuah
spirit dalam memegang kendali bangsa dengan semangat etos pengabdian yang tinggi serta karakter yang kuat untuk menjalaninya.
Revolusi mental adalah perubahan mendasar dalam mentalitas berupa cara
berpikir, cara merasa dan cara mempercayai, yang semuanya menjelma dalam
perilaku dan tindakan sehari-hari. Kerangka etos ini menyangkut semua bidang
kehidupan mulai dari ekonomi, politik, sains-teknologi, seni, agama, dan sebagainya. Begitu kompleksnya, sehingga mentalitas bangsa lambat-laun akan mengalami degradasi moral. Revolusi mental membangun karakter mulia atau akhlak muliayang pada gilirannya mampu membangun 3 (tiga) dimensi kemanusiaan yakni manusia sehat, manusia cerdas dan manusia berkepribadian. Dimensi ini akan membentuk pemuda Indonesia yang berkepribadian, memiliki otak yang cerdas, fisik yang sehatdan kehendak yang berbudi pekerti luhur. Tapi tak dipungkiri untuk menjalankan
revolusi mental yang telah dicanangkan sebagai cara untuk merubah pendirian bangsa semua. Untuk itu pemuda harus sadar akan fungsi serta perannya.
Penyadaran pemuda adalah kegiatan yang diarahkan untuk memahami dan
menyikapi perkembangan dan perubahan lingkungan. Penyadaran pada hakekatnya adalah pembangunan karakter pemuda Indonesia yang meliputi keimanan dan ketakwaan, akhlak mulia, berjiwa kepemimpinan dan demokratis, bertanggungjawab, memiliki jati diri, kemandirian dan semangat kebangsaan yang tinggi. Mereka yang sadar akan perannya besar berkewajiban membenahi diri sebelum terjun ke masyarakat langsung, hal ini terjadi karena pemuda masih terlalu buta dengan keimanan serta ketaqwaan.
spirit dalam memegang kendali bangsa dengan semangat etos pengabdian yang tinggi serta karakter yang kuat untuk menjalaninya.
Revolusi mental adalah perubahan mendasar dalam mentalitas berupa cara
berpikir, cara merasa dan cara mempercayai, yang semuanya menjelma dalam
perilaku dan tindakan sehari-hari. Kerangka etos ini menyangkut semua bidang
kehidupan mulai dari ekonomi, politik, sains-teknologi, seni, agama, dan sebagainya. Begitu kompleksnya, sehingga mentalitas bangsa lambat-laun akan mengalami degradasi moral. Revolusi mental membangun karakter mulia atau akhlak muliayang pada gilirannya mampu membangun 3 (tiga) dimensi kemanusiaan yakni manusia sehat, manusia cerdas dan manusia berkepribadian. Dimensi ini akan membentuk pemuda Indonesia yang berkepribadian, memiliki otak yang cerdas, fisik yang sehatdan kehendak yang berbudi pekerti luhur. Tapi tak dipungkiri untuk menjalankan
revolusi mental yang telah dicanangkan sebagai cara untuk merubah pendirian bangsa semua. Untuk itu pemuda harus sadar akan fungsi serta perannya.
Penyadaran pemuda adalah kegiatan yang diarahkan untuk memahami dan
menyikapi perkembangan dan perubahan lingkungan. Penyadaran pada hakekatnya adalah pembangunan karakter pemuda Indonesia yang meliputi keimanan dan ketakwaan, akhlak mulia, berjiwa kepemimpinan dan demokratis, bertanggungjawab, memiliki jati diri, kemandirian dan semangat kebangsaan yang tinggi. Mereka yang sadar akan perannya besar berkewajiban membenahi diri sebelum terjun ke masyarakat langsung, hal ini terjadi karena pemuda masih terlalu buta dengan keimanan serta ketaqwaan.
Harapannya generasi yang akan mendatang bisa mendatangkan perubahan dengan adanya bekal yang telah dipersiapkan untuk mengahadapi tantangan globalisasi. Bagaimana agar para pemuda bisa terarahkan serta dilengkapi pembekalanyang cukup ?. Salah satunya adalah dengan pemberdayaan pemuda dan juga dengan menerapkan revolusi mental dalam kehidupan sehari-hari. Pemuda membutuhkan sebuah fasilitas dalam membentuk jiwa serta mentalitasnya dalam berkehidupan, maka dari itu diperlukannya sebuah fasilitas pemberdayaan. Pemberdayaan pemuda adalah pemberdayaan kapasitas dan potensi manusia secara pribadi maupun secara kelompok artinya bahwa pemerintah harus memfasilutasi pemuda dalam upaya-upaya perubahan, meningkatkan kesejahteraan kolektif dan memperkuat kualitas dari intregrasi kokektif. Ketika berbicara mahasiswa tentu akan menghadapi tantangan sebagai agent of change dan tentunya HMI menyediakan fasilitas pemberdayaan untuk mahasiswa, dengan fasilitas pembinaan kader dalam ruang lingkup proses organisasi. Yang dimana hasil dari proses itulah, HMI dapat menjawab tantangan degradasi moril yangberkepanjangan yang rusak akan era globalisasi yang mempengaruhi generasi milenial saat ini.
Proses Hidup : Iman, Ilmu, dan Amal
Kafabihi
Senin, 27 November 2017
Hidup ini ibarat kata kalau gak maju ya berjalan ditempat. Sehebat apapun manusia kalau mau sedang melakukan sesuatu pasti takut yang namannya jalan ditempat, bahkan mundur .. *itu lebih parah.
Maka ada yang namanya kemerdekaan dalam memilih kemanakah dia bergerak maju. Manusia Mengenali dirinya sebagai makhluk yang bermartabat dan memiliki nafsu yang tinggi dalam hal ini. kita harus tau beberapa hal juga ketika nilai perjuangan dalam hal cara berjalannya seorang insan bergantung pada niatannya itu sendiri, dan dapat disimpulkan bahwa perjalanan seorang insan yang diridhai Allah Swt itu adalah iman dan kerja kemanusiaan atau amal sholeh.
" Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? " (QS. 95:6)
Padahal kita sudah dikasih nikmat berupa kaki untuk berjalan, Tapi menyia-nyiakannya dengan tujuan yang tidak jelas. Maka dari itu niatkan dalam hati,, kita bergerak, beroranisasi dengan tujuan Mengabdi, Beramal Sholeh, Kerja kemanusiaan. Kita gak akan pernah tau apakah yang kita kerjakan ini sebagai amalan yang seharusnya menjadi tujuan kita bersama "untuk umat".
Maka kita perlu kesempurnaan niat untuk mencapainya.. Dengan apa ? .....
Dengan berproses untuk mengamalkan perlu ada tahapannya tersendiri.
Iman ---> Ilmu ---> Amal
Iman adalah pengertian kepercayaan akan adanya kebenaran mutlak yaitu Tuhan yang Maha Esa, Serta menjadikannya satu-satunya tujuan hidup. yang ujung-ujungnya mewajibkan kita untuk
Ber-Amal. Sebagaimana setiap jalan perjalanan kearah suatu tujuan ialah bergerak kedepan. maka semua nilai dalam kehidupan relatif, dan berlaku untuk waktu tertentu. Jadi semua nilai yang bersumber atau dijabarkan dari ketentuan-ketentuan hukum-hukum Allah Swt.
" Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati. " (QS 6:57)
Oleh karena itu manusia ber-ikhtiar dan merdeka, ialah yang bergerak. Gerakan itu tidak hanya maju secara dinamis tetapi juga tetap stabil Istiqomah
Ilmu Pengetahuan Adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya. Mengetahui kebenaran lewat sejarah yang telah tergoreskan dalam sisa tenggorokan para orang terdahulu. Dengan ilmu kita dapat mengetahui kebenaran mutlak, perjalanan sejarah. Ilmu juga ddiapatkan lewat hasil penelitian yang diman itu juga bagian dari hasil pengamatan masa lalu. Untuk mencapai suatu kepuasan dalam mendapatkan ilmu kita memerlukan yang namanya Hasil, Kebenaran, Dukungan informasi. Kebenaran mutlak itu sendiri pada suatu saat dapat dicapai oleh manusia, yaitu ketika mereka telah memahami benar seluruh alam dan sejarahnya sendiri.
" Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, " (Q.S 41:53)
Balasan yang paling sempurna ialah Semangat mencari ilmu,, yang merupakan bagian dari jihad. Ilmu yang sudah didapat juga bagian dari amal Jariyah. Inilah yang disebut Kebenaran.
Tak peduli seberapa pintar kita berusaha dalam mengejar ilmu, Tak peduli seberapa pandai kita dalam meraih prestasi. jika kita melupakan sejarah keislamannya sendiri sebagai pendakwah.
Jadi ilmu adalah persyaratan dari Ber Amal Sholeh. Hanya mereka yang dibimbing oleh Ilmu pengetahuan yang dapat berjalan diatas kebenaran.
Dan Yang terakhir ...
Amal ini adalah tujuan akhir kita dalam mencapai perjalanan hidup yang menyenangkan.
" Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. " (Q.S An-Nahl : 97 )
Ini merupakan janji dari Allah Ta’ala bagi orang yang mengerjakan amal shalih, yaitu amal yang mengikuti Kitab Allah Ta’ala (al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya, Muhammad, baik laki-laki maupun perempuan yang hatinya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Amal yang diperintahkan itu telah disyari’atkan dari sisi Allah, yaitu Dia akan memberinya kehidupan yang baik di dunia dan akan memberikan balasan di akhirat kelak dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya. Kehidupan yang baik itu mencakup seluruh bentuk ketenangan, bagaimanapun wujudnya. (Tafsir Ibnu Katsir)
Terima kasih sudah membaca ..
Jazakumullah
Jangan lupa di coment Ya ..
Runtuhnya Tri Dharma, Jadilah Mahasiswa kepala tunduk
Mahasiswa sebagai kaum intelektual bangsa berkewajiban meningkatkan mutu diri secara khusus agar mutu bangsa pun meningkat pada umumnya dengan ilmu yang dipelajari selama pendidikan di kampus sesuai bidang keilmuan tertentu.
Tri Dharma perguruan tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan menjadi kewajiban bagi mahasiswa sebagai kaum intelektual di negara ini. Karena mahasiswa adalah ujung tombak perubahan bangsa kita ke arah yang lebih baik.
Tapi semua berubah ketika negara Api Menyerangg... !
Sekarang ini mahasiswa hanya bisa diam.
Belajar yang giat agar lulus tepat pada waktunya.
Mendapatkan kerja dan berumah tangga sama seperti impiannya.
Kenyataan tragis runtuhnya Tri Darma kaya akan peneilitian dan pendidikan tanpa pengabdian.
Gelar sarjana, pola pikir hidup sendiri ? Di hutan lah tempatmu. Bahkan seekor monyet pun masih memikirkan nasib kelompoknya. Bagaimana bisa menyebut dirimu sebagai seorang mahasiswa ?
Tambahkan saja "Tri Monyet Dharma" pada kamus Dunia mahasiswa mu.
Tak ada lagi kritik
Tak ada lagi demonstrasi.
Kini semua tenang, semua jalanan lengang.
Tak ada lagi mahasiswa bertengkar dengan aparat.
Tak ada lagi mahasiswa keluar ke jalan mengenakan almameternya.
Tak ada lagi teriakan dan kepalan penuh amarah.
Kini semua pemimpin bisa tidur nyenyak.
Tak perlu memikirkan lagi nasib bangsanya.
Karena mahasiswa, toh, telah mereka tidurkan.
Dalam tumpukan tugas, lembaran uang proyek,
dan kegiatan yang diciptakan berlandaskan hura-hura.
Ingatkah dirimu bahwa suara mahasiswa mahasiswa adalah suara rakyat ?
Ups.. Saya lupa bahwasanya saat ini adalah era pemanjaan mahasiswa.. Miris ? Banget..
era dimana kaum terpelajar hanya tunduk pada sistem kekuasaan tanpa memikirkan kewajibannya.
Banyak menjadi mahasiswa wifi
Yang diam dan bungkam dijejal koneksi
Menjadi Generasi tunduk tanpa arti
Kualitas pendidikan yang rendah hanya memanfaatkan Internet sebagai bahan rujukan buat tugas. Copy Paste.. dan itulah nilainya.. Nilai Copas. Generasi Tunduk... tunduk akan pemanjaan fasilitas.
Mahasiswa dituntut untuk berpikir.. Tapi nyatanya hanya sekedar mengisi absen.. Memikirkan kapan lulus..
"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. " (Q.S Az-Zumar: 42)
Individualisme seorang mahasiswa menjadi virus yang mengakar pada zaman ini.
Tapi saat ini mereka "Berpikir untuk dirinya sendiri", bagaikan jiwa yang sedang tertidur. Maka tidur lah..
Mahasiswa!
Agen perubahan katanya
Akbarkan sumpah mahasiswa beserta makna
Jangan hanya mengejar IPK
Rakyat tak butuh angka
Mereka perlu aksi nyata, Tapi tak kunjung nyata.
Implikasi dalam berilmu di dunia pendidikan harus di aplikasikan. Tapi, nyatanya rasa pengabdian yang masih rendah.
“Allah akan meninggikan orang orang yang beriman di antara mu dan orang orang yang menuntut ilmu pengetahuan (belajar) beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS.58:11)
Pengabdian adalah segalanya..
Sebuah pepatah Arab (Al-Mahfudzot) berbunyi “Al-ilmu bi laa amalin kasyajarin bi laa tsamarin “ yang bermakna bahwa sebuah ilmu tanpa pengamalan bagaikan pohon yang tidak berbuah. Pun dengan pengabdian masyarakat bagi mahasiswa.
Namun pada realitanya, mahasiswa seolah lupa akan fungsinya untuk mengambil peran dalam pembangunan bangsanya sendiri, terutama dalam bidang ekonomi. Sikap apatis yang terbentuk menjadi sebuah kewajaran tersendiri jika doktrin yang di berikan adalah mencari sebuah besarnya nominal saja, tanpa memberikan gambaran jelas peran seorang mahasiswa dalam masyarakat sendiri. Terutama dalam ranah organisasi.
Tapi Mahasiswa Kupu-kupu yang menjadi kaum apatis akut bin cuek, adalah pemandangan terburuk. Hanya bersosial akan kesenangan dan hura-hura.
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
(Q.S Al Hujarat: 13)
Ber-Organisasi adalah langkah awal untuk bersosialisasi, menjalin tali silaturahmi dan mengabdi.
Pertanyaan terakhir Bagi Makhluk Berlabel "Mahasiswa"
Sanggupkah engkau menjadi Mahasiswa yang benar-benar Mahasiswa ?
TAKKAN HILANG ALUNAN DAKWAH DARI MUKA BUMI
Kafabihi, 30 Oktober 2017
Nikmatnya Berdakwah kita rasakan dalam hati serta mengalir melewati pembuluh nadi yang bersatu dengan harmoni. Semua hadir akan rasa cinta pada agama yang dengan seberapa besarnya partisipas publik memperhatikan alur kegiatan dakwah. Sebagaimana melihat proses terjadinya pendewasaan yang mengakar pada jati diri seorang Hambanya. Esensi dalam semangat juang adalah hikmah dibalik besarnya ajaran Islam yang sudah mengakar dalam diri kita.
Dakwah adalah ajaran agama yang ditujukan sebagai rahmat untuk semua, yang membawa nilai-nilai positif seperti al-amn (rasa aman, tenteram, sejuk).
Dan Allah berfirman :
Orangorang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S Al Anam :82).
Dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang baik, dan yang lebih baik. Dalam dakwah ada ide tentang progresivitas sebuah proses terus-menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik dalam mewujudkan tujuan dakwah itu. Sehingga dalam dakwah terkandung suatu ide dinamis: sesuatu yang terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan ruang dan waktu.
Dakwah menyangkut tentang substansi, pesan, dan esensi senantiasa mempunyai dimensi universal, yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Ketika seberapa besar ruang dakwah terikat akan masalah yang dihadapinya.
Didunia yang Allah Swt ciptakan ini menjadikan Dakwah sebagai senjata untuk memerangi keburukan keburukan yang terjadi. Dan tahukah ? Kenapa keburukan-keburukan itu selalu ada dan diciptakan ? Akan ada satu dari setiap keburukan yang dinilai sebagai ujian bagi hambanya yang beriman. Akan ada satu dari setiap halangan untuk menjadikan hambanya diuji keimanannya. Allah Swt semata-mata menjadikan ujian ini menjadi ladang kita berproses menjadi lebih baik, menjadi seorang insan cita yang diridhainya.
Hikmah yang dapat diambil dari esensi berdakwah adalah seberapa besar kita dapat mengajak untuk berbuat kebaikan, sekecil apapun itu. Semua itu untuk mencapai amal ma’ruf nahi mungkar. Manusiadiciptakan sebagai khalifah dimuka bumi untuk menebar kebaikan yaitu dengan berdakwah, ini bukan permasalahan kemauan tapi kewajiban kita untuk syarat agar hidup lebih berarti. Jangan sampai suara kebaikan hilang, karena yang menjadi esensi tujuan yang sebenarnya adalah,
“Takkan Hilang Alunan Dakwah dari Muka Bumi”
Wassalamualaikum Wr. Wb
PREDASI DAN KOMPETISI PADA IKAN
TUGAS PAPER
DISUSUN OLEH: KAFABIHI
NIM
: 160254241024
UNIVERSITAS
MARITIM RAJA ALI HAJI
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN
PERIKANAN
TAHUN AJARAN,2017\2018
Pendahuluan
l
Latar
belakang
Bagan
adalah salah satu jenis alat tangkap yang menggunakan cahaya sebagai alat bantu
penangkapan. Berdasarkan cara pengoperasiannya bagan dapat dikelompokkan
sebagai jaring angkat atau liftnet (von Brandt 1985, Hutomo et al. 1987). Salah
satu jenis bagan yang banyak dioperasikan oleh masyarakat di Kabupaten Barru
Provinsi Sulawesi Selatan adalah bagan rambo. Dikatakan bagan rambo berhubungan
dengan ukuran kerangka perahu bagan yang mencapai 32 m x 30 m dan pengggunaan
lampu listrik sebagai sumber cahaya dalam kapasitas besar yang dapat mencapai
20.000 watt (Sudirman 2003). Saat ini di perairan Kabupaten Barru telah
beroperasi sekitar seratus lebih bagan rambo dengan berbagai macam ukuran
Prinsip
penangkapan ikan dengan alat tangkap bagan rambo pada dasarnya memanfaatkan
tingkah laku ikan, khususnya respon ikan terhadap cahaya. Iluminasi cahaya ke
dalam kolom perairan akan mengarahkan ikan-ikan yang bersifat fototaksis
positif untuk mendekati sumber cahaya tersebut sehingga memasuki catchable area
bagan rambo. Namun demikian, ikan yang masuk di catchable area dimungkinkan
juga karena ketersediaan sumber makanan.
Kondisi
perairan yang lebih terang akan lebih memudahkan ikan untuk menangkap
mangsanya. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga kelompok ikan yang
memasuki catchable area bagan rambo yaitu : (1) ikan yang murni bersifat
fototaksis positif; (2) ikan yang bertujuan mencari makan; dan (3) ikan yang
bersifat fototaksis positif dan bertujuan mencari makan
l Tujuan
penelitian
Menjelaskan
pemangsaan teri (Stolephorus insularis) terhadap plankton selama proses
penangkapan ikan dengan bagan rambo. Menjelaskan tingkat pemangsaan teri
(Stolephorus spp.) oleh beberapa ikan pemangsa selama proses penangkapan ikan
dengan bagan rambo. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang interaksi pemangsaan ikan teri dan penjelasan lain tentang variabilitas
jenis dan jumlah hasil tangkapan serta ketertarikan teri memasuki area
penangkapan (catchable area) bagan rambo.
l Judul
paper
Interaksi predasi Teri (stolephorus spp.) selama proses
penangkapan ikan dengan bagan rambo:Hubungannya dengan kelimpahan plankto
Isi paper
l Tinjauan
pustaka
Bagan merupakan salah satu
jenis alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil, menggunakan
cahaya lampu sebagai atraksi untuk mengarahkan ikan dan penggunaan jaring
dengan mata jaring yang berukuran kecil. Bagan telah banyak mengalami
perkembangan baik bentuk maupun ukuran yang dimodifikasi sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan daerah penangkapannya. Berdasarkan cara
pengoperasiaannya, bagan dikelompokkan sebagai jaring angkat atau liftnet (von
Brandt 1985, Hutomo et al. 1987), namun karena menggunakan cahaya lampu untuk
mengumpulkan ikan maka disebut juga light fishing (Subani dan Barus 1989).
Bagan termasuk kedalam light fishing yang menggunakan lampu sebagai alat bantu
untuk merangsang atau menarik perhatian ikan untuk berkumpul di bawah cahaya
lampu, kemudian dilakukan penangkapan dengan jaring yang telah tersedia.
Ada
dua jenis bagan yang ada di Indonesia, yang pertama adalah bagan tancap yaitu
jenis bagan yang ditancapkan secara tetap di perairan pada kedalaman 5 – 10
meter, dan jenis kedua adalah bagan apung yaitu bagan yang dapat dipindahkan
dari satu daerah penangkapan ke daerah penangkapan lainnya (Baskoro 1999).
Jenis bagan apung selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi bagan satu perahu,
bagan dua perahu, dan bagan menggunakan mesin. Perkembangan terakhir mengenai
teknologi penangkapan ikan dengan bagan di Indonesia adalah penggunaan bagan
berukuran besar yang umumnya disebut sebagai bagan rambo
l Metode
Pengambilan
data dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pengambilan data lapangan yang
berlangsung selama 2 bulan dari akhir bulan Mei sampai dengan awal bulan Juli
2005, dan tahap analisis sampel di laboratorium. Pengambilan data lapangan
dilakukan di 8 stasion penelitian pada periode waktu yang berbeda dalam selang
waktu satu minggu (Tabel 1). Pengambilan data mingguan ini mengikuti saran
Margalef (1978) agar dapat mengamati peristiwaperistiwa yang terjadi di alam
selama selang waktu tersebut.
Lokasi
penelitian dilaksanakan di daerah penangkapan ikan (fishing ground) bagan rambo
di perairan Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan, pada bagian timur Selat
Makassar (Gambar 5). Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Ekologi Laut
Universitas Hasanuddin dan Laboratorium Mikro Biologi Institut Pertanian Bogor.
Metode
Pengambilan Data
Pengambilan
data lapangan dilakukan pada malam hari dalam waktu dan lokasi yang berbeda
mengikuti operasi satu unit bagan rambo dalam selang waktu satu minggu.
Penggunaan satu unit bagan rambo dimaksudkan untuk mengetahui alur penangkapan
yang dilakukan dan menghindari bias data komposisi hasil tangkapan karena
perbedaan faktor pencahayaan bagan rambo. Selang waktu satu minggu berarti juga
mengikuti satu fase bulan, yaitu bulan gelap, bulan seperempat, bulan terang
dan bulan tigaperempat. Pada setiap stasion penelitian
Kelimpahan
plankton
pengukuran
kelimpahan plankton dilakukan terhadap fitoplankton dan zooplankton pada setiap
waktu hauling dalam tiga kedalaman yaitu 0 meter (permukaan perairan), 5 meter
dan 10 meter. Pengukuran kelimpahan plankton pada ketiga kedalaman tersebut
disesuaikan dengan posisi vertikal schooling teri di kolom perairan selama
proses setting bagan rambo. Posisi schooling ini didasarkan pada hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sudirman (2003) yang mendeteksi
tingkah laku teri dengan alat hidroakustik selama proses setting bagan rambo
yang menemukan bahwa schooling teri umumnya ditemukan pada kedalaman 10 meter
sampai ke arah permukaan.
Gambar
6 Pengambilan sampel air untuk pengamatan plankton
Hasil
tangkapan Ikan
Bagan
rambo menangkap berbagai macam jenis ikan pelagis. Dalam penelitian ini hasil
tangkapan dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu : (1) kelompok ikan tangkapan
utama yang berarti jenis ikan yang tertangkap pada semua atau hampir semua
waktu pengambilan sampel; (2) kelompok ikan lain yang berarti jenis ikan yang
tertangkap pada waktu-waktu tertentu. Berat hasil tangkapan diestimasi dari
volume ikan yang diukur dari satuan keranjang, dimana berat 1 keranjang ikan
diasumsikan sama dengan 10 kg
Estimasi
berat ikan untuk menduga total hasil tangkapan (a) Hasil
tangkapan
dalam 1 hauling; (b) Hasil tangkapan dalam 1 keranjang.
Interaksi
pemangsaan teri terhadap plankton
Interaksi
pemangsaan teri terhadap plankton dilakukan melalui pengamatan komposisi
makanan teri. Jenis teri yang dianalisis adalah jenis yang ditemukan paling
dominan selama penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dalam setiap hauling
dengan mengambil secara acak masing-masing 10 ekor sampel teri yang mempunyai
ukuran tubuh relatif hampir sama (Gambar 8). Sampel diawetkan menggunakan
larutan formalin 5% dan selanjutnya dibawa ke laboratorium. Pengambilan sampel
teri dengan ukuran tubuh yang relatif sama dilakukan untuk menghindari bias
data terhadap perubahan kebiasaan makanan karena perbedaan ukuran tubuh,
seperti yang diungkapkan oleh Effendie (1997) bahwa pada ikan jenis yang sama
dapat berbeda kebiasaan makanannya antara lain disebabkan oleh perbedaan umur
dan ukuran tubuh.
Sampel
teri (Stolephorus spp.) untuk analisis komposisi makanan.
Interaksi
pemangsaan teri oleh ikan pemangsa
Analisis
interaksi pemangsaan teri oleh ikan pemangsa dilakukan pada ikan-ikan yang
diduga memangsa teri yang tertangkap dengan bagan rambo. Pengambilan sampel
dilakukan dalam setiap sampling pada beberapa jenis ikan secara acak kelompok
yaitu 2 jenis dari kelompok ikan tangkapan utama dan 5 jenis dari kelompok ikan
tangkapan lain. Hal ini dilakukan karena komposisi jenis tangkapan teri yang
sangat beranekaragam. Sampel ikan yang diambil mempunyai ukuran tubuh yang
relatif hampir sama. Selanjutnya diawetkan dengan larutan formalin 5% dan
dibawa ke laboratorium.
Hasil
tangkapan ikan
Data
hasil tangkapan ikan disajikan dalam bentuk grafik berdasarkan fase bulan atau
stasion penelitian dan waktu hauling. Analisis hasil tangkapan dilakukan dengan
membandingkan hasil tangkapan rata-rata antar periode hauling dan antar stasion
penelitian dengan analisis sidik ragam. Selanjutnya dilakukan analisis regresi
linear sederhana untuk melihat fungsi antara hasil tangkapan teri dengan
kelimpahan fitoplankton dan hasil tangkapan teri dengan kelimpahan zooplankton
yang masing-masing dihitung dengan rumus
Interaksi
pemangsaan teri terhadap plankton
Jumlah
dan jenis plankton yang dikonsumsi oleh teri dihitung dengan metode frekuensi
kejadian dan metode jumlah. Pendekatan metode frekuensi kejadian adalah
mencatat jumlah lambung teri yang mengandung masing-masing organisme makanan,
sedangkan pendekatan dengan metode jumlah adalah mencatat jumlah plankton yang
terdapat dalam masing-masing saluran pencernaan teri berdasarkan kategori
tertentu. Nilai yang diperoleh dengan metode jumlah selanjutnya dikonversi
menjadi volume dengan cara pembobotan masing-masing organisme makanan.
Pembobotan dilakukan secara subyektif, yaitu dengan membandingkan ukuran
masing-masing organisme makanan dimana organisme yang terkecil diberi bobot
dengan nilai terendah
Interaksi
pemangsaan teri oleh ikan pemangsa
Analisis
interaksi teri sebagai makanan pemangsa dihitung dengan metode volumetrik (V).
Pendekatan metode volumetrik adalah menghitung proporsi volume teri sebagai
makanan dengan volume total lambung pemangsa teri (Effendie 1979). Untuk
mengetahui apakah terdapat keterkaitan antara proporsi volume teri sebagai
makanan dan proporsi frekuensi kejadian pemangsaan teri dengan jumlah tangkapan
teri oleh bagan rambo dinyatakan dalam bentuk fungsi regresi linear sederhana
dan analisis korelasi
l Hasil
Gambaran
Umum Kondisi Perairan di Kabupaten Baru
Kondisi
perairan di lokasi penelitian digambarkan melalui data-data suhu, salinitas,
kecepatan arus dan oksigen terlarut (DO) yang diperoleh melalui hasil
pengukuran malam hari di permukaan perairan pada 8 stasion pengambilan data.
Suhu perairan rata-rata adalah 27,6oC dengan nilai minimum dan maksimum
masing-masing sebesar 27oC dan 28oC yang menggambarkan kondisi suhu perairan
yang relatif homogen (Tabel 3). Suhu maksimum terjadi pada semua stasion
penelitian tetapi pada periode hauling yang berbeda
Komposisi
dan Kelimpahan Plankton
komposisi
fitoplankton yang ditemukan terdiri dari 3 kelas, yaitu Bacillariophyceae
(diatom), Chrysophyseae dan Dynophyceae (dinoflagellata) yang masing-masing
terdiri dari 19 genus, 2 genus dan 12 genus. Pada setiap stasion penelitian
kelas Bacillariophyceae ditemukan paling melimpah, kecuali pada stasion 8,
sedangkan kelas Chrysophyseae selalu ditemukan dalam kelimpahan yang kecil
bahkan pada stasion 1 tidak ditemukan sama sekali (Gambar 11). Hasil
pemeriksaan menunjukkan bahwa komponen terpenting fitoplankton adalah kelas
Bacillariophyceae dan Dynophyceae pada semua stasion penelitian.
Bacillariophyceae yang banyak teramati terdiri dari genus Chaetoceros,
Bidulphia, Coscinodiscus, Leptocylindricus dan Rhizosolenia. Meskipun demikian
terdapat beberapa genus yang ditemukan dalam jumlah yang relatif lebih sedikit
yaitu Asterionella, Bacillaria, Fragilaria, Nitzschia, Paralia, Pleurosigma,
Skeletonema dan Thalassiosira. Selain itu terdapat beberapa genus yang juga
teramati tetapi dalam jumlah dan frekuensi kemunculan yang sangat kecil seperti
Dytilum, Eucampia, Guinardia, Lauderia, dan Streptotecha. Untuk kelas
Dynophyceae yang umum ditemukan adalah Ceratium, Dinophysis, Gymnodinium
(Lampiran 1).
Hasil
Tangkapan Ikan
Jenis
ikan yang tertangkap oleh bagan rambo selama penelitian sebanyak 58 jenis
(Lampiran 3) dengan total berat tangkapan sebesar 6.070 kg. Kelompok ikan yang
paling sering dan banyak tertangkap adalah kelompok teri yang terdiri dari 4
jenis yaitu teri hitam (Stolephorus insularis), teri merah (Stolephorus
buccaneri), teri putih (Stolephorus heterolobus) dan teri (Stolephorus indicus)
dengan jumlah berat tangkapan sebesar 1.745 kg atau 28,75% dari total tangkapan
(Tabel 5). Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan, terdapat juga satu jenis
teri yaitu Stolephorus tri yang biasa tertangkap oleh bagan rambo tetapi selama
penelitian ini tidak ditemukan. Selain itu kelompok ikan lain yang relatif banyak
Pemangsaan
Teri Hitam (Stolephorus insularis) terhadap Plankton
Analisis
makanan teri yang dilakukan pada jenis teri hitam menunjukkan bahwa seluruh
komponen makanannya adalah plankton. Berdasarkan nilai indeks bagian terbesar
(Indeks of preponderence), kelompok zooplankton lebih banyak ditemukan yaitu
sebesar 94%, sedangkan fitoplankton hanya sebesar 6% (Gambar 20a). Terdapat 3
kelas kelompok fitoplankton yang ditemukan yaitu Bacillariophyceae (diatom),
Dynophyceae (dinoflagellata) dan Chrysophyceae tetapi Chrysophyceae ditemukan
dalam nilai yang sangat kecil. Kelompok zooplankton terdiri dari Ciliata,
Rhizopodea, Hydrozoa, Branchipoda, Copepoda, Malacostraca, Nauplius, larva dan
telur, serta plankton lain.
Pemangsaan
Teri (Stolephorus spp.) oleh Ikan Pemangsa
Pengamatan
pemangsaan teri oleh ikan-ikan pemangsa dilakukan pada 8 jenis ikan yaitu
peperek, selar, alu-alu, buntal, kwee, kerong-kerong, bambangan dan lencam.
Tetapi hanya dua jenis ikan yang dapat dianalisis pada semua stasion penelitian
yaitu peperek dan selar. Berdasarkan proporsi volume makanan leiognathus,
menunjukkan bahwa proporsi jumlah teri lebih besar dari makanan selain teri
(Lampiran 10). Hal ini menunjukkan bahwa isi lambung peperek sebagian besar
terdiri dari teri. Proporsi volume makanan berupa teri dalam total makanan
peperek bervariasi setiap stasion penelitan,
l Pembahasan
Kondisi
Perairan di Kabupaten Baru
Perairan
Kabupaten Barru terletak di pantai barat pulau Sulawesi dan merupakan bagian
dari Selat Makassar. Perairan ini merupakan salah satu pintu masuk arus lintas
Indonesia (ARLINDO) dari arah ut ara sehingga secara umum kondisi perairannya
banyak dipengaruhi oleh massa air laut dari Samudera Pasifik. Hasil pengukuran
beberapa parameter perairan selama penelitian menunjukkan bahwa kondisi
perairan Kabupaten Barru relatif homogen dimana fluktuasi nilai-nilai yang
diperoleh relatif kecil.
Komposisi
dan Kelimpahan Plankton
Keterkaitan
yang erat antara fitoplankton sebagai sumber energi di lautan dengan zooplankton
merupakan tahap awal penghantaran energi ke jenjang trofik yang lebih tinggi.
Tidak teridentifikasinya korelasi nyata antara kelimpahan fitoplankton dan
zooplankton yang berarti bahwa peningkatan kelimpahan fitoplankton tidak
disertai dengan peningkatan kelimpahan zooplankton saat itu yang dapat
disebabkan adanya time lag karena zooplankton membutuhkan waktu untuk tumbuh
mengikuti pertumbuhan fitoplankton. Jika diamati lebih seksama, terdapat trend
bahwa peningkatan kelimpahan fitoplankton dalam suatu periode pengambilan data
akan diikuti oleh kenaikan kelimpahan zooplankton setelah pengambilan data
selanjutnya (Gambar 13). Fenomena ini masih perlu dikaji lagi karena selama
penelitian stasion pengambilan data berada pada lokasi yang berbeda. Hubungan
yang tidak nyata antara kelimpahan fitoplankton dan zooplankton juga ditemukan
oleh Hauhamu (1995) di teluk Ambon dan Umar (2002) di teluk Siddo yang
menemukan perbedaan temporal keaneragaman dan dominansi antara fitoplankton dan
zooplankton.
Hasil
Tangkapan Ikan
Hasil
tangkapan bagan rambo sangat beranekaragam, terdiri dari berbagai spesies.
Secara umum jumlah hasil tangkapan didominasi oleh ikan-ikan tangkapan utama
seperti teri, kembung, layang, cumi, tembang, japuh, peperek dan selar yang
mencapai 88,3% dari total hasil tangkapan (Tabel 5), selebihnya adalah ikan
lain yang termasuk by-catch dan discard. Jenis ikan tangkapan utama tersebut
termasuk ikan demersal dan pelagis yang berukuran kecil yang dimungkinkan
karena bagan rambo menggunakan jaring dengan mesh size yang berukuran kecil.
Keanekaragaman jenis tangkapan dapat dikatakan sebagai konsekuensi dari fishing
ground di daerah tropis yang memiliki variasi jenis ikan yang lebih banyak
dibandingkan daerah lain.
Pemangsaan
Individu-individu
mahkluk hidup dihubungkan oleh adanya interaksi makan-memakan. Interaksi ini
terjadi karena individu-individu memiliki keinginan untuk selalu ingin hidup
dan berjuang untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mempertahankan
jenisnya, (Ediyono et al. 1999 diacu oleh Sudirman 2003). Selanjutnya dikatakan
bahwa semua mahkluk hidup yang hidup bersama-sama pada suatu habitat atau
ekosistem yang sama akan berinteraksi satu dengan lainnya. Interaksi yang
terjadi dapat bersifat menguntungkan (mutualisme dan komensalisme), merugikan
(predasi, kompetisi, parasitisme) atau bersifat netral yang tidak saling
mengganggu antar populasi walaupun berada dalam habitat yang sama dan memiliki
kebutuhan yang sama karena tercukupinya kebutuhan.
Pemangsaan
teri hitam (Stolephorus insularis) terhadap plankton
Kelimpahan
teri selain disebabkan oleh faktor lingkungan juga oleh ketersediaan makanannya
di perairan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa makanan teri
jenis Stolephorus insularis keseluruhannya adalah plankton. Berdasarkan
analisis indeks pilihan makanan terlihat bahwa kecenderungan Stolephorus
insularis lebih banyak memilih zooplankton dari pada fitoplankton utamanya
zooplankton dari kelompok Copepoda, Malacostraca, Polychaeta, Nauplius dan
Branchiopoda. Hal ini menunjukkan tingkat preferensi Stolephorus insularis
terhadap makanannya yang lebih menyukai zooplankton daripada fitoplankton.
Hutomo et al. (1987) menyatakan bahwa teri termasuk ikan bersifat selective
feeder yang memanfaatkan jenis-jenis makanan yang menjadi kesukaannya dan
sesuai dengan kebutuhannya.
Pemangsaan
teri (Stolephorus spp.) oleh ikan pemangsa
Keberadaan
teri dalam food web di lautan sangat penting karena merupakan penghubung antara
plankton dengan ikan-ikan lain. Teri sebagai konsumer tingkat pertama akan
dimangsa oleh ikan kecil sebagai konsumer tingkat kedua yang selanjutnya
dimangsa lagi oleh ikan-ikan pada trofik level yang lebih tinggi sampai pada
top konsumer sehingga terbentuk rantai makanan. Dapat juga terjadi teri
dimangsa oleh ikan pada tingkat trofik leve l lain sehingga terbentuk suatu
jaringan makanan dan terjadi tumpang tindih relung makanan.
Penutup
Kesimpulan
Terjadi
interkasi pemangsaan teri selama proses penangkapan ikan dengan bagan rambo,
dimana teri memangsa plankton dan dimangsa oleh beberapa ikan pemangsa.
Komposisi makanan teri hitam (Stolephorus insularis) terdiri dari zooplankton
(94%) dan fitoplankton (6%) yang menunjukkan preferensi teri hitam yang lebih
memilih zooplankton sebagai makanan utamanya. Hal ini juga ditunjukkan oleh
indeks pilihan makanan yang menunjukkan nilai positif untuk makanan zooplankton
dan nilai negatif untuk fitoplankton. Jenis makanan yang banyak dimangsa oleh
teri hitam yaitu Copepoda (50%) dan Malacostraca (27%), telur/larva (9%),
nauplius (5%) dan diatom (4%) sedangkan kumulatif plankton lain hanya sebesar
5%. Terdapat korelasi positif antara jumlah zooplankton dalam makanan teri
hitam terhadap kelimpahan zooplankton di perairan dengan koefesien determinasi
(R2 ) sebesar 0,643, tetapi tidak terhadap fitoplankton. Selain itu terdapat
korelasi positif antara jumlah tangkapan teri hitam dengan kelimpahan
zooplankton di perairan dengan nilai koefesien determinasi (R2 ) sebesar 0,403.
Teri
(Stolephorus spp.) dimangsa oleh beberapa ikan pemangsa seperti peperek, selar,
alu-alu, buntal, kwee, kerong-kerong, bambangan dan lencam. Proporsi valome
teri dalam total makanan peperek dan selar diatas 50% pada semua stasion
penelitian, juga menunjukkan korelasi positif dengan jumlah tangkapan teri saat
itu, dengan nilai koefesien determinasi masing-masing sebesar 0,192 dan 0,681.
Selain itu jumlah tangkapan teri berkorelasi dengan jumlah tangkapan layang,
tembang, peperek, selar dan ikan lain.
ABSTRAK
Ketertarikan
ikan memasuki catchable area bagan rambo selain karena faktor cahaya, juga
dapat disebabkan oleh faktor makanan. Faktor kedua menjadi penting jika terjadi
interaksi pemangsaan antar berbagai jenis ikan. Teri adalah salah satu
penghubung antar plankton dan ikan dalam ekosistem laut, dimana teri memangsa
plankton dan dimangsa oleh beberapa ikan pemangsa. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis interaksi pemangsaan teri (Stolephorus spp.) selama proses
penangkapan ikan dengan bagan rambo dan keterkaitannya dengan hasil tangkapan
dan kelimpahan plankton. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli
2005, di Selat Makassar perairan Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Pengambilan
data lapangan dilakukan pada malam hari mengikuti operasi penangkapan ikan 1
unit bagan rambo pada 8 stasion penelitan dalam waktu dan tempat yang berbeda.
Pada setiap stasion penelitian dilakukan pengambilan sampel air laut untuk
pengamatan plankton, pengambilan sampel ikan untuk identifikasi dan analisis
interaksi pemangsaan dan mencatat komposisi dan jumlah tangkapan ikan pada
setiap waktu hauling. Interkasi pemangsaan teri selama proses penangkapan ikan
dengan bagan rambo terjadi ketika teri memangsa plankton dan dimangsa oleh
beberapa ikan pemangsa. Makanan teri hitam (Stolephorus insularis) terdiri dari
zooplankton (94%) dan fitoplankton (6%), hal ini preferensi teri hitam terhadap
zooplankton sebagai makanan utamanya. Preferensi ini juga ditunjukkan oleh
indeks pilihan makanan yang menunjukkan nilai positif untuk makanan zooplankton
dan nilai negatif untuk fitoplankton. Jenis makanan yang banyak dimangsa oleh
teri hitam adalah Copepoda (50%) dan Malacostraca (27%), telur/larva (9%),
nauplius (5%) dan diatom (4%) sedangkan kumulatif plankton lain hanya sebesar
5%. Terdapat korelasi positif antara jumlah zooplankton dalam makanan teri
hitam dengan kelimpahan zooplankton di perairan (R2 = 0,643), namun tidak
terhadap fitoplankton. Korelasi positif terjadi juga antara jumlah tangkapan
teri hitam dengan kelimpahan zooplankton di perairan (R2 = 0,403). Teri
(Stolephorus spp.) dimangsa oleh beberapa ikan pemangsa utamanya selar.
Proporsi volume teri dalam total makanan selar berkisar antara 77,8% sampai
91,3% dengan frekuensi pemangsaan antara 80% sampai 100%.
Kata
kunci : predasi, bagan rambo, plankton, teri (Stolephorus spp.).
DAFTAR
PUSTAKA
Anakotta
ARF. 2002. Studi Kebiasaan Makanan Ikan-ikan yang Tertangkap di Sekitar
Ekosistem Mangrove Pantai Oesapa dan Oebelo Teluk Kupang Nusa Tenggara [Tesis].
Bogor. Institut Pertanian Bogor. 103 hal. Ayodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan
Ikan. Bogor. Yayasan Dewi Sri. 90 hal. Baskoro MS. 1999. Capture Process of The
Floated Bamboo-Platform Liftnet With Light Attraction (Bagan) [Disertasi].
Doctoral Course of Marine Sciences and Technology Graduate School of Fisheries.
Tokyo. Tokyo University of Fisheries. 149 hal. Basmi J. 1990. Makanan Plankton
dan Plankton sebagai Makanan. Bogor. Fakultas Perikanan Institut Pertanian
Bogor. 52 hal. Burhanuddin, Hutomo M dan S Martosewojo. 1975. A Priliminary
Study on the Growth and Food of Stolephorus spp. from the Jakarta Bay. Jakarta.
Marine Research in Indonesia. 30 hal. Effendie MI. 1979. Metoda Biologi
Perikanan. Bogor. Yayasan Dwi Sri. 112 hal. Effendie MI. 1997. Biologi
Perikanan. Yogyakarta. Yayasan Pustaka Nusatama. 163 hal.