Mulai Titik Nol

Hasil gambar untuk titik nol


Tak kusangka ..
disaat mengalami dentuman hidup yang teramat pahit ..

mulai dari titik nol kehidupan
memang jauh lebih baik dari ratusan mil jauhnya kampus biru ..

di sudut kampus ini ..
ada toko kecil yang berdiri ditengah-tengah sekelebat pohon dibawahnya
aku pun beraktifitas sambil bertemankan es sprite yang baru dituangkan ..

titik nol kehidupan ku dimulai ..
berangkat dari harapan pahit kalau aku harus tetap bertahan ..
bertahan hingga tak ada harapan yang tersisa..

berangkat dari titik nol ..
aku merasakan ada relung putaran waktu yang tersentuh oleh dinamika harapan..
kalimat yang cukup jelas terucap olehnya ..
"aku akan menunggu mu"
tak pernah aku mendengar kalimat ini sebelumnya ..
disaat aku terbaring dengan status non aktif sebagai mahasiswa untuk semester ini.

ku lalui titik nol ini..
dan telah memasuki frasa kehidupan yang teramat realistis nan maha dahsyat ..
tapi, disisi lain, aku dibayangi oleh beberapa orang yang berada
cukup berada,, konglomerat ,, dibandingkan ku yang jelata

berjalan dari titik nol emang tak ada bedanya dengan berjalan tanpa sendal di atas aspal
telapak kaki yang melepuh tapi terasa nikmat untuk memijakkan kaki ..
tetap eksis walau kaki sudah mengeluarkan darah..

hidup terasa nikmat dengan perjuangan dan usaha ..
aku bangga dengan apa yang saat ini kulakukan ..
dan aku berkeyakinan dengan Tuhan yang menciptakan rasa pada ku ,,
walau bukanlah cinta yang sesungguhnya ,,

jikalau aku gagal pun tidaklah masalah ,, kisahku ini menjadi sumber inspirasi banyak orang
dalam sebuah buku tentunya ,,

tapi, satu hal yang perlu kalian tahu wahai pembaca,, tekad itu berawal dari keimanan mu terhadap rabb mu,, ketika engkau merasa mampu untuk menembus batas kemampuan mu,, disitulah engkau yakin sejelek apapun hasilnya,, hati itu akan menjadi baja,, menjadi dingin ketika diterpa malam,,

Dari titik nol aku berjalan bersamanya ,,
dari mana kau berada ,, wahai kasih ,,
aku tak kan berhenti berharap ,, karena harapan adalah sentrisitas kehidupan kenapa manusia awalnya diciptakan ,, bukan berarti kita berharap sama makhluk,, tapi bagimana kita berharap kalau tuhan mendekatkan dirimu pada ku ,,

Tanjungpinang, 16 September 2019
Monday, September 16, 2019
Posted by agathakaf89@gmail.com
Tag :

Perbedaan adalah Alat untuk memperkuat Kesetaraan Gender.





Perbedaan adalah Alat untuk memperkuat Kesetaraan Gender.

Kafabihi

Himpunan Mahasiswa Islam, Cabang Tanjungpinang-Bintan, Komisariat Eksakta Umrah

Universitas Maritim Raja Ali Haji, Ilmu Kelautan



Manusia yang pertama kali diciptakan adalah Adam as, dan tentunya dalam sejarah penciptaan manusia, Adam sebagai perwakilan kaum lelaki tentu memiliki sebuah kebanggaan atas otoritas yang ada, akan tetapi merujuk dari Alquraan Adan dan Hawa dari diri manusia itu sendiri dan tidak mengistimewakan salah satu diantara mereka. Sejarah penciptaan manusia ini juga tidak lepas dari peristiwa diciptakannya Hawa dari tulang rusuk Adam, yang sengaja Allah Swt ciptakan untuk menemani, dan memasangkan dengan Adam as. Keberadaan Hawa yang diciptakan oleh Allah Swt, menjadi hal yang sangat mendasar akan keberadaan umat manusia sekarang. Hawa adalah perempuan pertama yang melahirkan umat manusia, dan mulai dari sinilah keberlangsungan sejarah antar gender dimulai.


Kata “gender” berasal dari bahasa Inggris, gender yang berarti jenis kelamin. Dalam Webster’s New World Dictionary, gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Di dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa “gender” adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.


Hilary M. Lips dalam bukunya yang terkenal Sex & Gender: an Intro- duction mengartikan gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan (cultural expectations for women and men). H.T. Wilson dalam Sex and Gender mengartikan gender sebagai suatu dasar untuk menentukan perbedaan sumbangan laki-laki dan perempuan pada kebudayaan dan kehidupan kolektif yang



sebagai akibatnya mereka menjadi laki-laki dan perempuan.1 Sementara itu menurut Mansour Faqih dalam bukunya Analisis Gender & Transformasi Sosial mengemukakan konsep gender yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun cultural. Misalnya bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, perkasa. Ciri dari sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan.2 Perbedaan sifat, sikap serta fisik antar genderlah yang menjadi sebuah permasalahan yang sering timbul ke atas permukaan lingkungan sosial. Padahal semua perbedaan yang bersifat biologis (sex) yang merupakan kodrat Tuhan hanyalah bersifat objektif belaka yang tidak memandang kesataraan berkehidupan bersama. Sedangkan kehidupan perbedaan budaya, psikologis, dan aspek non biologis lainnya, antar gender bisa dipertukarkan dan bukan merupakan kodrat Tuhan.


Kesataraan gender selalu saja dititik beratkan pada pihak perempuan, semua telah terjadi dari diciptakannya Hawa. Keberlangsungan sejarah gender diantaranya kedudukan perempuan yang tidak begitu diperhatikan sebelum Islam datang. Pada masa zaman jahiliah misalnya, banyak sekali kaum quraisy yang takut memiliki anak perempuan sehingga mereka mengubur anaknya: Pertama, orang tua pada masa masyarakat jahiliyah takut jatuh miskin bila menanggung biaya hidup anak perempuan yang dalam konteks zaman itu, tidak bisa mandiri dan produktif. Kedua, masa depan anak-anak dikhawatirkan mengalami kemiskinan (jatuh miskin). Anak perempuan dikubur karena orang tuanya khawatir anak-anak perempuan diperkosa atau berzina. Ketiga, sesuai dengan seringnya konflik antar kabilah atau peperangan antarsuku, orang tua khawatir anaknya akan ditawan musuh dalam peperangan itu.3 Selain kebiasaan buruk itu, ada juga kebiasaan buruk seperti mengawini perempuan sebanyak-banyaknya, dan juga menceraikan sesuka hati. Dari beberapa peristiwa

1  Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif al-Qur’an, (Jakarta: Para-madina, 2001), hlm. 34.

2  Mansour Faqih, Analisis Gender & Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 7.
3  Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2011), hlm. 21.



sejarah yang telah berlangsung timbullah sebuah pemikiran, bahwasanya perempuan dalam ber abad-abad silam sebelum adanya islam di berbagai belahan dunia kaum perempuan dipandang tidak memiliki kemanusiaan yang utuh dan oleh karenanya perempuan tidak berhak bersuara, tidak berhak berkarya, dan tidak berhak memiliki harta. Bahkan, eksistensinya sebagai makhluk manusia pun dipertanyakan. Padahal mereka adalah bagian dari diri manusia itu sendiri. Berbeda halnya ketika Islam datang, Pada masa Rasulullah kaum perempuan muslimah tampak dalam sosok perempuan yang dinamis, sopan, dan terpelihara akhlaknya. Bahkan dalam al Qu’an, figur ideal seorang muslimah disimbolkan sebagai pribadi yang memiliki kemandirian politik, al-istiqlāl al-siyāsah. Mereka (Perempuan) juga berprestasi sama yang seperti diraih oleh kaum laki-laki bahkan kaum perempuan juga bisa menjadi seorang pemimpin seperti Aisyah (Istri Rasululluah) saat memimpin perang. Dalam jaminan al-Qur’an, perempuan dengan leluasa memasuki semua sector kehidupan masyarakat, termasuk politik dan ekonomi.4

Peradaban gender setelah munculnya Islam mengalami perubahan yang signifikan, tetapi ada juga kelompok-kelompok yang menilai keberadaan Islam menyebabkan subordinasi yang mengarah ke arah pesimis. Banyak hal yang bisa diambil hikmahnya dari sejarah peradaban tentang gender, walaupun penuh dengan perbedaan akan tetapi manusia tetap terus belajar untuk bisa saling memahami antar gender. Sekian banyak perbedaaan yang menjadi celah, tapi manusia yang beriman serta akan berakal akan memahami hakikat toleransi antar gender.


Di Indonesia pun kesataraan gender masih menjadi masalah di lingkungan masyarakatnya. Seperti yang terjadi di Bali. Di Bali, lelaki ditempatkan sebagai purusa, dan perempuan pradana, dan perempuan adalah pradana. Purusa adalah kepala keluarga, sedangkan Purusa dianggap sebagai pelengkap dalam keluarga. Ideologi ini menilai keberadaan kaum perempuan tidaklah penting. Ideologi yang seperti inilah yang menghambat kekuatan antar gender. Sebuah momok bagi kaum wanita yangingin diakui keberadaan mereka.



Siti Musdah Mulia, “Kekerasan terhadap Perempuan...”, hlm. 15.





Pada akhirnya, hakikat manusia yang terjadi adalah kurangnya sikap saling menghormati antar gender. Tanpa disadari laki-laki kuat karena adanya peran dari seorang wanita. Disinilah letak kekuatan yang terjadi, saling mendukung antar kedua insan. Laki-laki yang menganggap dirinya hebat, lupa akan kekuatan wanita yang mendukungnya dari belakang. Jadi, kesadaran inilah yang menjadi hal yang sangat penting, dimana kurangnya sikap yang tidak dibarengi dengan Iman dan ilmu akan mengakibatkan kecacatan moral dibalik amalan yang dikerjakan. Maka, perlu kita perbaiki akhlak dengan iman serta ilmu agar bisa mangamalkan ajaran Islam. Dengan adanya perbedaan antar gender ini, yakinlah laki-laki dan perempuan akan saling menguatkan diri. (Kafabihi,2018)
Thursday, May 3, 2018
Posted by agathakaf89@gmail.com
Tag :

Perkaderan HMI di era MILENIUM : Pemberdayaan Generasi Muda lewat Dunia Perkaderan dan semangat Revolusi Mental


Ditulis Oleh : Kafabihi 25, Februari 2018

Perkaderan yang dijalankan HMI saat ini sebagai organisasi kader ialah
menggunakan pendekatan sistematik dalam keseluruahn proses perkaderannya semua dibentuk atas atktifitas mahasiswa dalam semangat intregalistik untuk mencapai tujuan perkaderan di HMI. Untuk itu perlu adanya pola dasar perkaderan yang telah ditetapkan. Selain itu dengan mempertimbangkan kelemahan organisasi. Hal ini perlunya memperhitung analisis SWOT dalam aktualisasi pola perkaderan yang semakin lama semakin terkukung akibat derasnya era globalisasi milenial. Perkembangan progress seorang kader ditempa saat menjalani LK 1 atau basic training sebagai tahapan “wajib” bagi kader yang berproses di HMI. Pola dasar ini bergerak dengan menjalankan nilai-nilai keislaman di tengah-tengah goncangan era modernisasi yang begitu luas. Seorang kader bergerak dan terbentuk dalam organisasi, mengenal aturan-aturan organisasi serta mentransformasikan nilai-nilai keIslam-an ke masyarakat. 

Generasi Millennial adalah terminologi generasi yang saat ini banyak
diperbincangkan oleh banyak kalangan di dunia diberbagai bidang, apa dan siapa gerangan generasi millennial itu?. Millennials (juga dikenal sebagai Generasi Millenial atau Generasi Y) adalah kelompok demografis (cohort) setelah Generasi X. Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980an sampai 2000 an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun. Disaatgenerasi muda mulai menunjukkan eksistensinya, para pemuda dihadapi sejumlah
tantangan moral serta fisik dalam menghadapi di era globalisasi saat ini.
Pada era globalisasi saat ini, pemuda dihadapkan pada perubahan nilai-nilai lama terhadap nilai-nilai baru seperti kebudayaan asing yang saat ini menggorogoti Bangsa Kita, yang semuanya tidak sesuai dengan kepribadian Masyarakat Indonesia. Apalagi pemuda dan bangsa Indonesia saat ini diperhadapkan dengan berbagai tantangan baik tantangan di bidang ekonomi, khususnya ASEAN Community, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 dan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada tahun 2020. 

Perjalanan seorang pemuda generasi milenial yang tetap menjalankan perannya sebagai seorang pemuda pembaharu yang tetap menjaga nilai-nilai bangsa dan juga agama, kaum pemuda sertamahasiswa memulai pergerakan-pergerakan yang tidak terlalu mempengaruhi efek besar tapi memiliki ke aktifan yang stabil dalam mengawasi segala kegiatan sosial maupun ekonomi bangsa. Hal ini memperlukan dasar mentalitas yang tinggi, yang mengukur sejauh mana mahasiswa serta pemuda tetap memegang teguh ideologinya, tanpa takut adanya pengaruh disentrigasi bangsa. Maka pemuda memerlukan sebuah
spirit dalam memegang kendali bangsa dengan semangat etos pengabdian yang tinggi serta karakter yang kuat untuk menjalaninya.
Revolusi mental adalah perubahan mendasar dalam mentalitas berupa cara
berpikir, cara merasa dan cara mempercayai, yang semuanya menjelma dalam
perilaku dan tindakan sehari-hari. Kerangka etos ini menyangkut semua bidang
kehidupan mulai dari ekonomi, politik, sains-teknologi, seni, agama, dan sebagainya. Begitu kompleksnya, sehingga mentalitas bangsa lambat-laun akan mengalami degradasi moral. Revolusi mental membangun karakter mulia atau akhlak muliayang pada gilirannya mampu membangun 3 (tiga) dimensi kemanusiaan yakni manusia sehat, manusia cerdas dan manusia berkepribadian. Dimensi ini akan membentuk pemuda Indonesia yang berkepribadian, memiliki otak yang cerdas, fisik yang sehatdan kehendak yang berbudi pekerti luhur. Tapi tak dipungkiri untuk menjalankan
revolusi mental yang telah dicanangkan sebagai cara untuk merubah pendirian bangsa semua. Untuk itu pemuda harus sadar akan fungsi serta perannya.
Penyadaran pemuda adalah kegiatan yang diarahkan untuk memahami dan
menyikapi perkembangan dan perubahan lingkungan. Penyadaran pada hakekatnya adalah pembangunan karakter pemuda Indonesia yang meliputi keimanan dan ketakwaan, akhlak mulia, berjiwa kepemimpinan dan demokratis, bertanggungjawab, memiliki jati diri, kemandirian dan semangat kebangsaan yang tinggi. Mereka yang sadar akan perannya besar berkewajiban membenahi diri sebelum terjun ke masyarakat langsung, hal ini terjadi karena pemuda masih terlalu buta dengan keimanan serta ketaqwaan. 

Harapannya generasi yang akan mendatang bisa mendatangkan perubahan dengan adanya bekal yang telah dipersiapkan untuk mengahadapi tantangan globalisasi. Bagaimana agar para pemuda bisa terarahkan serta dilengkapi pembekalanyang cukup ?. Salah satunya adalah dengan pemberdayaan pemuda dan juga dengan menerapkan revolusi mental dalam kehidupan sehari-hari. Pemuda membutuhkan sebuah fasilitas dalam membentuk jiwa serta mentalitasnya dalam berkehidupan, maka dari itu diperlukannya sebuah fasilitas pemberdayaan. Pemberdayaan pemuda adalah pemberdayaan kapasitas dan potensi manusia secara pribadi maupun secara kelompok artinya bahwa pemerintah harus memfasilutasi pemuda dalam upaya-upaya perubahan, meningkatkan kesejahteraan kolektif dan memperkuat kualitas dari intregrasi kokektif. Ketika berbicara mahasiswa tentu akan menghadapi tantangan sebagai agent of change dan tentunya HMI menyediakan fasilitas pemberdayaan untuk mahasiswa, dengan fasilitas pembinaan kader dalam ruang lingkup proses organisasi. Yang dimana hasil dari proses itulah, HMI dapat menjawab tantangan degradasi moril yangberkepanjangan yang rusak akan era globalisasi yang mempengaruhi generasi milenial saat ini.
Thursday, February 15, 2018
Posted by agathakaf89@gmail.com
Tag :

Proses Hidup : Iman, Ilmu, dan Amal



Kafabihi
Senin, 27 November 2017


Hidup ini ibarat kata kalau gak maju ya berjalan ditempat. Sehebat apapun manusia kalau mau sedang melakukan sesuatu pasti takut yang namannya jalan ditempat, bahkan mundur .. *itu lebih parah.

Maka ada yang namanya kemerdekaan dalam memilih kemanakah dia bergerak maju. Manusia Mengenali dirinya sebagai makhluk yang bermartabat dan memiliki nafsu yang tinggi dalam hal ini. kita harus tau beberapa hal juga ketika nilai perjuangan dalam hal cara berjalannya seorang insan bergantung pada niatannya itu sendiri, dan dapat disimpulkan bahwa perjalanan seorang insan yang diridhai Allah Swt itu adalah iman dan kerja kemanusiaan atau amal sholeh.

" Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?  "  (QS.  95:6)

Padahal kita sudah dikasih nikmat berupa kaki untuk berjalan, Tapi menyia-nyiakannya dengan tujuan yang tidak jelas. Maka dari itu niatkan dalam hati,, kita bergerak, beroranisasi dengan tujuan Mengabdi, Beramal Sholeh, Kerja kemanusiaan. Kita gak akan pernah tau apakah yang kita kerjakan ini sebagai amalan yang seharusnya menjadi tujuan kita bersama "untuk umat". 

Maka kita perlu kesempurnaan niat untuk mencapainya.. Dengan apa ? ..... 

Dengan berproses untuk mengamalkan perlu ada tahapannya tersendiri. 

Iman --->  Ilmu --->  Amal  

Iman adalah pengertian kepercayaan akan adanya kebenaran mutlak yaitu Tuhan yang Maha Esa, Serta menjadikannya satu-satunya tujuan hidup. yang ujung-ujungnya mewajibkan kita untuk     
Ber-Amal.  Sebagaimana setiap jalan perjalanan kearah suatu tujuan ialah bergerak kedepan. maka semua nilai dalam kehidupan relatif, dan berlaku untuk waktu tertentu. Jadi semua nilai yang bersumber atau dijabarkan dari ketentuan-ketentuan hukum-hukum Allah Swt. 

" Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati. "  (QS  6:57)

Oleh karena itu manusia ber-ikhtiar dan merdeka, ialah yang bergerak. Gerakan itu tidak hanya maju secara dinamis tetapi juga tetap stabil Istiqomah 


Ilmu Pengetahuan Adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya. Mengetahui kebenaran lewat sejarah yang telah tergoreskan dalam sisa tenggorokan para orang terdahulu. Dengan ilmu kita dapat mengetahui kebenaran mutlak, perjalanan sejarah. Ilmu juga ddiapatkan lewat hasil penelitian yang diman itu juga bagian dari hasil pengamatan masa lalu. Untuk mencapai suatu kepuasan dalam mendapatkan ilmu kita memerlukan yang namanya Hasil, Kebenaran, Dukungan informasi. Kebenaran mutlak itu sendiri pada suatu saat dapat dicapai oleh manusia, yaitu ketika mereka telah memahami benar seluruh alam dan sejarahnya sendiri.  

" Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, " (Q.S  41:53)

Balasan yang paling sempurna ialah Semangat mencari ilmu,, yang merupakan bagian dari jihad. Ilmu yang sudah didapat juga bagian dari amal Jariyah. Inilah yang disebut Kebenaran. 

Tak peduli seberapa pintar kita berusaha dalam mengejar ilmu, Tak peduli seberapa pandai kita dalam meraih prestasi. jika kita melupakan sejarah keislamannya sendiri sebagai pendakwah.

Jadi ilmu adalah persyaratan dari Ber Amal Sholeh. Hanya mereka yang dibimbing oleh Ilmu pengetahuan yang dapat berjalan diatas kebenaran. 

Dan Yang terakhir ... 

Amal ini adalah tujuan akhir kita dalam mencapai perjalanan hidup yang menyenangkan. 

" Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. "  (Q.S An-Nahl : 97 )

Ini merupakan janji dari Allah Ta’ala bagi orang yang mengerjakan amal shalih, yaitu amal yang mengikuti Kitab Allah Ta’ala (al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya, Muhammad, baik laki-laki maupun perempuan yang hatinya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Amal yang diperintahkan itu telah disyari’atkan dari sisi Allah, yaitu Dia akan memberinya kehidupan yang baik di dunia dan akan memberikan balasan di akhirat kelak dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya. Kehidupan yang baik itu mencakup seluruh bentuk ketenangan, bagaimanapun wujudnya. (Tafsir Ibnu Katsir) 




Terima kasih sudah membaca .. 
Jazakumullah 

Jangan lupa di coment Ya .. 
Monday, November 27, 2017
Posted by agathakaf89@gmail.com
Tag :

Runtuhnya Tri Dharma, Jadilah Mahasiswa kepala tunduk




Mahasiswa sebagai kaum intelektual bangsa berkewajiban meningkatkan mutu diri secara khusus agar mutu bangsa pun meningkat pada umumnya dengan ilmu yang dipelajari selama pendidikan di kampus sesuai bidang keilmuan tertentu.

Tri Dharma perguruan tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan menjadi kewajiban bagi mahasiswa sebagai kaum intelektual di negara ini. Karena mahasiswa adalah ujung tombak perubahan bangsa kita ke arah yang lebih baik.

Tapi semua berubah ketika negara Api Menyerangg... !

Sekarang ini mahasiswa hanya bisa diam.
Belajar yang giat agar lulus tepat pada waktunya.
Mendapatkan kerja dan berumah tangga sama seperti impiannya.

Kenyataan tragis runtuhnya Tri Darma kaya akan peneilitian dan pendidikan tanpa pengabdian.
Gelar sarjana, pola pikir hidup sendiri ? Di hutan lah tempatmu. Bahkan seekor monyet pun masih memikirkan nasib kelompoknya. Bagaimana bisa menyebut dirimu sebagai seorang mahasiswa ?
Tambahkan saja "Tri Monyet Dharma" pada kamus Dunia mahasiswa mu.

Tak ada lagi kritik
Tak ada lagi demonstrasi.
Kini semua tenang, semua jalanan lengang.

Tak ada lagi mahasiswa bertengkar dengan aparat.
Tak ada lagi mahasiswa keluar ke jalan mengenakan almameternya.
Tak ada lagi teriakan dan kepalan penuh amarah.

Kini semua pemimpin bisa tidur nyenyak.
Tak perlu memikirkan lagi nasib bangsanya.
Karena mahasiswa, toh, telah mereka tidurkan.
Dalam tumpukan tugas, lembaran uang proyek,

dan kegiatan yang diciptakan berlandaskan hura-hura.

Ingatkah dirimu bahwa suara mahasiswa mahasiswa adalah suara rakyat ?
Ups.. Saya lupa bahwasanya saat ini adalah era pemanjaan mahasiswa.. Miris ? Banget..
era dimana kaum terpelajar hanya tunduk pada sistem kekuasaan tanpa memikirkan kewajibannya.

Banyak menjadi mahasiswa wifi
Yang diam dan bungkam dijejal koneksi
Menjadi Generasi tunduk tanpa arti

Kualitas pendidikan yang rendah hanya memanfaatkan Internet sebagai bahan rujukan buat tugas. Copy Paste.. dan itulah nilainya.. Nilai Copas.  Generasi Tunduk... tunduk akan pemanjaan fasilitas.

Mahasiswa dituntut untuk berpikir.. Tapi nyatanya hanya sekedar mengisi absen.. Memikirkan kapan lulus..

"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. "       (Q.S Az-Zumar: 42)

Individualisme seorang mahasiswa menjadi virus yang mengakar pada zaman ini.
Tapi saat ini mereka "Berpikir untuk dirinya sendiri", bagaikan jiwa yang sedang tertidur. Maka tidur lah..

Mahasiswa!
Agen perubahan katanya
Akbarkan sumpah mahasiswa beserta makna
Jangan hanya mengejar IPK
Rakyat tak butuh angka
Mereka perlu aksi nyata, Tapi tak kunjung nyata.

Implikasi dalam berilmu di dunia pendidikan harus di aplikasikan. Tapi, nyatanya rasa pengabdian yang masih rendah.

“Allah akan meninggikan orang orang yang beriman di antara mu dan orang orang yang menuntut ilmu pengetahuan (belajar) beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS.58:11)

Pengabdian adalah segalanya..
Sebuah pepatah Arab (Al-Mahfudzot) berbunyi “Al-ilmu bi laa amalin kasyajarin bi laa tsamarin “ yang bermakna bahwa sebuah ilmu tanpa pengamalan bagaikan pohon yang tidak berbuah. Pun dengan pengabdian masyarakat bagi mahasiswa.

Namun pada realitanya, mahasiswa seolah lupa akan fungsinya untuk mengambil peran dalam pembangunan bangsanya sendiri, terutama dalam bidang ekonomi. Sikap apatis yang terbentuk menjadi sebuah kewajaran tersendiri jika doktrin yang di berikan adalah mencari sebuah besarnya nominal saja, tanpa memberikan gambaran jelas peran seorang mahasiswa dalam masyarakat sendiri. Terutama dalam ranah organisasi.

Tapi Mahasiswa Kupu-kupu yang menjadi kaum apatis akut bin cuek, adalah pemandangan terburuk. Hanya bersosial akan kesenangan dan hura-hura.

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
(Q.S Al Hujarat: 13)

Ber-Organisasi adalah langkah awal untuk bersosialisasi, menjalin tali silaturahmi dan mengabdi.

Pertanyaan terakhir Bagi Makhluk Berlabel "Mahasiswa"

Sanggupkah engkau menjadi Mahasiswa yang benar-benar Mahasiswa ?






Thursday, November 2, 2017
Posted by agathakaf89@gmail.com

TAKKAN HILANG ALUNAN DAKWAH DARI MUKA BUMI




Kafabihi, 30 Oktober 2017


Nikmatnya Berdakwah kita rasakan dalam hati serta mengalir melewati pembuluh nadi yang bersatu dengan harmoni. Semua hadir akan rasa cinta pada agama yang  dengan seberapa besarnya partisipas publik memperhatikan alur kegiatan dakwah. Sebagaimana melihat proses terjadinya pendewasaan yang mengakar pada jati diri seorang Hambanya. Esensi dalam semangat juang adalah hikmah dibalik besarnya ajaran Islam yang sudah mengakar dalam diri kita.

Dakwah adalah ajaran agama yang ditujukan sebagai rahmat untuk semua, yang membawa nilai-nilai positif seperti al-amn (rasa aman, tenteram, sejuk). 
Dan Allah berfirman :  

Orangorang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),  mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S Al Anam :82)

Dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang baik, dan yang lebih baik. Dalam dakwah ada ide tentang progresivitas sebuah proses terus-menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik dalam mewujudkan tujuan dakwah itu. Sehingga dalam dakwah terkandung suatu ide dinamis: sesuatu yang terus tumbuh dan berkembang sesuai  dengan tuntutan ruang dan waktu. 
Dakwah menyangkut tentang substansi, pesan, dan esensi senantiasa mempunyai dimensi universal,  yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Ketika seberapa besar ruang dakwah terikat akan masalah  yang dihadapinya. 

Didunia yang Allah Swt ciptakan ini menjadikan Dakwah sebagai senjata untuk memerangi  keburukan keburukan yang terjadi. Dan tahukah ? Kenapa keburukan-keburukan itu selalu ada dan diciptakan ? Akan ada satu dari setiap keburukan yang dinilai sebagai ujian bagi hambanya yang beriman. Akan ada satu dari setiap halangan untuk menjadikan hambanya diuji keimanannya. Allah Swt semata-mata menjadikan ujian ini menjadi ladang kita berproses menjadi lebih baik, menjadi seorang insan cita yang diridhainya. 

Hikmah yang dapat diambil dari esensi berdakwah adalah seberapa besar kita dapat mengajak untuk berbuat kebaikan, sekecil apapun itu. Semua itu untuk mencapai amal ma’ruf nahi mungkar. Manusiadiciptakan sebagai khalifah dimuka bumi untuk menebar kebaikan yaitu dengan berdakwah, ini  bukan permasalahan kemauan tapi kewajiban kita untuk syarat agar hidup lebih berarti. Jangan sampai suara kebaikan hilang, karena yang menjadi esensi tujuan yang sebenarnya adalah,  
Takkan Hilang Alunan Dakwah dari Muka Bumi


Wassalamualaikum Wr. Wb
Sunday, October 29, 2017
Posted by agathakaf89@gmail.com
Tag :

PREDASI DAN KOMPETISI PADA IKAN

TUGAS PAPER

PREDASI DAN KOMPETISI PADA IKAN




DISUSUN OLEH: KAFABIHI
NIM : 160254241024

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN AJARAN,2017\2018




Pendahuluan
l Latar belakang
Bagan adalah salah satu jenis alat tangkap yang menggunakan cahaya sebagai alat bantu penangkapan. Berdasarkan cara pengoperasiannya bagan dapat dikelompokkan sebagai jaring angkat atau liftnet (von Brandt 1985, Hutomo et al. 1987). Salah satu jenis bagan yang banyak dioperasikan oleh masyarakat di Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan adalah bagan rambo. Dikatakan bagan rambo berhubungan dengan ukuran kerangka perahu bagan yang mencapai 32 m x 30 m dan pengggunaan lampu listrik sebagai sumber cahaya dalam kapasitas besar yang dapat mencapai 20.000 watt (Sudirman 2003). Saat ini di perairan Kabupaten Barru telah beroperasi sekitar seratus lebih bagan rambo dengan berbagai macam ukuran

Prinsip penangkapan ikan dengan alat tangkap bagan rambo pada dasarnya memanfaatkan tingkah laku ikan, khususnya respon ikan terhadap cahaya. Iluminasi cahaya ke dalam kolom perairan akan mengarahkan ikan-ikan yang bersifat fototaksis positif untuk mendekati sumber cahaya tersebut sehingga memasuki catchable area bagan rambo. Namun demikian, ikan yang masuk di catchable area dimungkinkan juga karena ketersediaan sumber makanan.

Kondisi perairan yang lebih terang akan lebih memudahkan ikan untuk menangkap mangsanya. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga kelompok ikan yang memasuki catchable area bagan rambo yaitu : (1) ikan yang murni bersifat fototaksis positif; (2) ikan yang bertujuan mencari makan; dan (3) ikan yang bersifat fototaksis positif dan bertujuan mencari makan


l Tujuan penelitian
Menjelaskan pemangsaan teri (Stolephorus insularis) terhadap plankton selama proses penangkapan ikan dengan bagan rambo. Menjelaskan tingkat pemangsaan teri (Stolephorus spp.) oleh beberapa ikan pemangsa selama proses penangkapan ikan dengan bagan rambo. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang interaksi pemangsaan ikan teri dan penjelasan lain tentang variabilitas jenis dan jumlah hasil tangkapan serta ketertarikan teri memasuki area penangkapan (catchable area) bagan rambo.

l Judul paper
  Interaksi predasi Teri (stolephorus spp.) selama proses penangkapan ikan dengan bagan rambo:Hubungannya dengan kelimpahan plankto

Isi paper
l Tinjauan pustaka
Bagan merupakan salah satu jenis alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil, menggunakan cahaya lampu sebagai atraksi untuk mengarahkan ikan dan penggunaan jaring dengan mata jaring yang berukuran kecil. Bagan telah banyak mengalami perkembangan baik bentuk maupun ukuran yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan daerah penangkapannya. Berdasarkan cara pengoperasiaannya, bagan dikelompokkan sebagai jaring angkat atau liftnet (von Brandt 1985, Hutomo et al. 1987), namun karena menggunakan cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan maka disebut juga light fishing (Subani dan Barus 1989). Bagan termasuk kedalam light fishing yang menggunakan lampu sebagai alat bantu untuk merangsang atau menarik perhatian ikan untuk berkumpul di bawah cahaya lampu, kemudian dilakukan penangkapan dengan jaring yang telah tersedia.

Ada dua jenis bagan yang ada di Indonesia, yang pertama adalah bagan tancap yaitu jenis bagan yang ditancapkan secara tetap di perairan pada kedalaman 5 – 10 meter, dan jenis kedua adalah bagan apung yaitu bagan yang dapat dipindahkan dari satu daerah penangkapan ke daerah penangkapan lainnya (Baskoro 1999). Jenis bagan apung selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi bagan satu perahu, bagan dua perahu, dan bagan menggunakan mesin. Perkembangan terakhir mengenai teknologi penangkapan ikan dengan bagan di Indonesia adalah penggunaan bagan berukuran besar yang umumnya disebut sebagai bagan rambo

l Metode
Pengambilan data dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pengambilan data lapangan yang berlangsung selama 2 bulan dari akhir bulan Mei sampai dengan awal bulan Juli 2005, dan tahap analisis sampel di laboratorium. Pengambilan data lapangan dilakukan di 8 stasion penelitian pada periode waktu yang berbeda dalam selang waktu satu minggu (Tabel 1). Pengambilan data mingguan ini mengikuti saran Margalef (1978) agar dapat mengamati peristiwaperistiwa yang terjadi di alam selama selang waktu tersebut.

Lokasi penelitian dilaksanakan di daerah penangkapan ikan (fishing ground) bagan rambo di perairan Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan, pada bagian timur Selat Makassar (Gambar 5). Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Ekologi Laut Universitas Hasanuddin dan Laboratorium Mikro Biologi Institut Pertanian Bogor.

Metode Pengambilan Data

Pengambilan data lapangan dilakukan pada malam hari dalam waktu dan lokasi yang berbeda mengikuti operasi satu unit bagan rambo dalam selang waktu satu minggu. Penggunaan satu unit bagan rambo dimaksudkan untuk mengetahui alur penangkapan yang dilakukan dan menghindari bias data komposisi hasil tangkapan karena perbedaan faktor pencahayaan bagan rambo. Selang waktu satu minggu berarti juga mengikuti satu fase bulan, yaitu bulan gelap, bulan seperempat, bulan terang dan bulan tigaperempat. Pada setiap stasion penelitian



Kelimpahan plankton
pengukuran kelimpahan plankton dilakukan terhadap fitoplankton dan zooplankton pada setiap waktu hauling dalam tiga kedalaman yaitu 0 meter (permukaan perairan), 5 meter dan 10 meter. Pengukuran kelimpahan plankton pada ketiga kedalaman tersebut disesuaikan dengan posisi vertikal schooling teri di kolom perairan selama proses setting bagan rambo. Posisi schooling ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sudirman (2003) yang mendeteksi tingkah laku teri dengan alat hidroakustik selama proses setting bagan rambo yang menemukan bahwa schooling teri umumnya ditemukan pada kedalaman 10 meter sampai ke arah permukaan.

Gambar 6 Pengambilan sampel air untuk pengamatan plankton

Hasil tangkapan Ikan
Bagan rambo menangkap berbagai macam jenis ikan pelagis. Dalam penelitian ini hasil tangkapan dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu : (1) kelompok ikan tangkapan utama yang berarti jenis ikan yang tertangkap pada semua atau hampir semua waktu pengambilan sampel; (2) kelompok ikan lain yang berarti jenis ikan yang tertangkap pada waktu-waktu tertentu. Berat hasil tangkapan diestimasi dari volume ikan yang diukur dari satuan keranjang, dimana berat 1 keranjang ikan diasumsikan sama dengan 10 kg



Estimasi berat ikan untuk menduga total hasil tangkapan (a) Hasil
tangkapan dalam 1 hauling; (b) Hasil tangkapan dalam 1 keranjang.

Interaksi pemangsaan teri terhadap plankton
Interaksi pemangsaan teri terhadap plankton dilakukan melalui pengamatan komposisi makanan teri. Jenis teri yang dianalisis adalah jenis yang ditemukan paling dominan selama penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dalam setiap hauling dengan mengambil secara acak masing-masing 10 ekor sampel teri yang mempunyai ukuran tubuh relatif hampir sama (Gambar 8). Sampel diawetkan menggunakan larutan formalin 5% dan selanjutnya dibawa ke laboratorium. Pengambilan sampel teri dengan ukuran tubuh yang relatif sama dilakukan untuk menghindari bias data terhadap perubahan kebiasaan makanan karena perbedaan ukuran tubuh, seperti yang diungkapkan oleh Effendie (1997) bahwa pada ikan jenis yang sama dapat berbeda kebiasaan makanannya antara lain disebabkan oleh perbedaan umur dan ukuran tubuh.



Sampel teri (Stolephorus spp.) untuk analisis komposisi makanan.

Interaksi pemangsaan teri oleh ikan pemangsa
Analisis interaksi pemangsaan teri oleh ikan pemangsa dilakukan pada ikan-ikan yang diduga memangsa teri yang tertangkap dengan bagan rambo. Pengambilan sampel dilakukan dalam setiap sampling pada beberapa jenis ikan secara acak kelompok yaitu 2 jenis dari kelompok ikan tangkapan utama dan 5 jenis dari kelompok ikan tangkapan lain. Hal ini dilakukan karena komposisi jenis tangkapan teri yang sangat beranekaragam. Sampel ikan yang diambil mempunyai ukuran tubuh yang relatif hampir sama. Selanjutnya diawetkan dengan larutan formalin 5% dan dibawa ke laboratorium.

Hasil tangkapan ikan
Data hasil tangkapan ikan disajikan dalam bentuk grafik berdasarkan fase bulan atau stasion penelitian dan waktu hauling. Analisis hasil tangkapan dilakukan dengan membandingkan hasil tangkapan rata-rata antar periode hauling dan antar stasion penelitian dengan analisis sidik ragam. Selanjutnya dilakukan analisis regresi linear sederhana untuk melihat fungsi antara hasil tangkapan teri dengan kelimpahan fitoplankton dan hasil tangkapan teri dengan kelimpahan zooplankton yang masing-masing dihitung dengan rumus

Interaksi pemangsaan teri terhadap plankton
Jumlah dan jenis plankton yang dikonsumsi oleh teri dihitung dengan metode frekuensi kejadian dan metode jumlah. Pendekatan metode frekuensi kejadian adalah mencatat jumlah lambung teri yang mengandung masing-masing organisme makanan, sedangkan pendekatan dengan metode jumlah adalah mencatat jumlah plankton yang terdapat dalam masing-masing saluran pencernaan teri berdasarkan kategori tertentu. Nilai yang diperoleh dengan metode jumlah selanjutnya dikonversi menjadi volume dengan cara pembobotan masing-masing organisme makanan. Pembobotan dilakukan secara subyektif, yaitu dengan membandingkan ukuran masing-masing organisme makanan dimana organisme yang terkecil diberi bobot dengan nilai terendah

Interaksi pemangsaan teri oleh ikan pemangsa
Analisis interaksi teri sebagai makanan pemangsa dihitung dengan metode volumetrik (V). Pendekatan metode volumetrik adalah menghitung proporsi volume teri sebagai makanan dengan volume total lambung pemangsa teri (Effendie 1979). Untuk mengetahui apakah terdapat keterkaitan antara proporsi volume teri sebagai makanan dan proporsi frekuensi kejadian pemangsaan teri dengan jumlah tangkapan teri oleh bagan rambo dinyatakan dalam bentuk fungsi regresi linear sederhana dan analisis korelasi
l  Hasil
Gambaran Umum Kondisi Perairan di Kabupaten Baru
Kondisi perairan di lokasi penelitian digambarkan melalui data-data suhu, salinitas, kecepatan arus dan oksigen terlarut (DO) yang diperoleh melalui hasil pengukuran malam hari di permukaan perairan pada 8 stasion pengambilan data. Suhu perairan rata-rata adalah 27,6oC dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing sebesar 27oC dan 28oC yang menggambarkan kondisi suhu perairan yang relatif homogen (Tabel 3). Suhu maksimum terjadi pada semua stasion penelitian tetapi pada periode hauling yang berbeda



Komposisi dan Kelimpahan Plankton
komposisi fitoplankton yang ditemukan terdiri dari 3 kelas, yaitu Bacillariophyceae (diatom), Chrysophyseae dan Dynophyceae (dinoflagellata) yang masing-masing terdiri dari 19 genus, 2 genus dan 12 genus. Pada setiap stasion penelitian kelas Bacillariophyceae ditemukan paling melimpah, kecuali pada stasion 8, sedangkan kelas Chrysophyseae selalu ditemukan dalam kelimpahan yang kecil bahkan pada stasion 1 tidak ditemukan sama sekali (Gambar 11). Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa komponen terpenting fitoplankton adalah kelas Bacillariophyceae dan Dynophyceae pada semua stasion penelitian. Bacillariophyceae yang banyak teramati terdiri dari genus Chaetoceros, Bidulphia, Coscinodiscus, Leptocylindricus dan Rhizosolenia. Meskipun demikian terdapat beberapa genus yang ditemukan dalam jumlah yang relatif lebih sedikit yaitu Asterionella, Bacillaria, Fragilaria, Nitzschia, Paralia, Pleurosigma, Skeletonema dan Thalassiosira. Selain itu terdapat beberapa genus yang juga teramati tetapi dalam jumlah dan frekuensi kemunculan yang sangat kecil seperti Dytilum, Eucampia, Guinardia, Lauderia, dan Streptotecha. Untuk kelas Dynophyceae yang umum ditemukan adalah Ceratium, Dinophysis, Gymnodinium (Lampiran 1).



Hasil Tangkapan Ikan
Jenis ikan yang tertangkap oleh bagan rambo selama penelitian sebanyak 58 jenis (Lampiran 3) dengan total berat tangkapan sebesar 6.070 kg. Kelompok ikan yang paling sering dan banyak tertangkap adalah kelompok teri yang terdiri dari 4 jenis yaitu teri hitam (Stolephorus insularis), teri merah (Stolephorus buccaneri), teri putih (Stolephorus heterolobus) dan teri (Stolephorus indicus) dengan jumlah berat tangkapan sebesar 1.745 kg atau 28,75% dari total tangkapan (Tabel 5). Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan, terdapat juga satu jenis teri yaitu Stolephorus tri yang biasa tertangkap oleh bagan rambo tetapi selama penelitian ini tidak ditemukan. Selain itu kelompok ikan lain yang relatif banyak


Pemangsaan Teri Hitam (Stolephorus insularis) terhadap Plankton
Analisis makanan teri yang dilakukan pada jenis teri hitam menunjukkan bahwa seluruh komponen makanannya adalah plankton. Berdasarkan nilai indeks bagian terbesar (Indeks of preponderence), kelompok zooplankton lebih banyak ditemukan yaitu sebesar 94%, sedangkan fitoplankton hanya sebesar 6% (Gambar 20a). Terdapat 3 kelas kelompok fitoplankton yang ditemukan yaitu Bacillariophyceae (diatom), Dynophyceae (dinoflagellata) dan Chrysophyceae tetapi Chrysophyceae ditemukan dalam nilai yang sangat kecil. Kelompok zooplankton terdiri dari Ciliata, Rhizopodea, Hydrozoa, Branchipoda, Copepoda, Malacostraca, Nauplius, larva dan telur, serta plankton lain.



Pemangsaan Teri (Stolephorus spp.) oleh Ikan Pemangsa
Pengamatan pemangsaan teri oleh ikan-ikan pemangsa dilakukan pada 8 jenis ikan yaitu peperek, selar, alu-alu, buntal, kwee, kerong-kerong, bambangan dan lencam. Tetapi hanya dua jenis ikan yang dapat dianalisis pada semua stasion penelitian yaitu peperek dan selar. Berdasarkan proporsi volume makanan leiognathus, menunjukkan bahwa proporsi jumlah teri lebih besar dari makanan selain teri (Lampiran 10). Hal ini menunjukkan bahwa isi lambung peperek sebagian besar terdiri dari teri. Proporsi volume makanan berupa teri dalam total makanan peperek bervariasi setiap stasion penelitan,



l  Pembahasan
Kondisi Perairan di Kabupaten Baru
Perairan Kabupaten Barru terletak di pantai barat pulau Sulawesi dan merupakan bagian dari Selat Makassar. Perairan ini merupakan salah satu pintu masuk arus lintas Indonesia (ARLINDO) dari arah ut ara sehingga secara umum kondisi perairannya banyak dipengaruhi oleh massa air laut dari Samudera Pasifik. Hasil pengukuran beberapa parameter perairan selama penelitian menunjukkan bahwa kondisi perairan Kabupaten Barru relatif homogen dimana fluktuasi nilai-nilai yang diperoleh relatif kecil.

Komposisi dan Kelimpahan Plankton
Keterkaitan yang erat antara fitoplankton sebagai sumber energi di lautan dengan zooplankton merupakan tahap awal penghantaran energi ke jenjang trofik yang lebih tinggi. Tidak teridentifikasinya korelasi nyata antara kelimpahan fitoplankton dan zooplankton yang berarti bahwa peningkatan kelimpahan fitoplankton tidak disertai dengan peningkatan kelimpahan zooplankton saat itu yang dapat disebabkan adanya time lag karena zooplankton membutuhkan waktu untuk tumbuh mengikuti pertumbuhan fitoplankton. Jika diamati lebih seksama, terdapat trend bahwa peningkatan kelimpahan fitoplankton dalam suatu periode pengambilan data akan diikuti oleh kenaikan kelimpahan zooplankton setelah pengambilan data selanjutnya (Gambar 13). Fenomena ini masih perlu dikaji lagi karena selama penelitian stasion pengambilan data berada pada lokasi yang berbeda. Hubungan yang tidak nyata antara kelimpahan fitoplankton dan zooplankton juga ditemukan oleh Hauhamu (1995) di teluk Ambon dan Umar (2002) di teluk Siddo yang menemukan perbedaan temporal keaneragaman dan dominansi antara fitoplankton dan zooplankton.

Hasil Tangkapan Ikan
Hasil tangkapan bagan rambo sangat beranekaragam, terdiri dari berbagai spesies. Secara umum jumlah hasil tangkapan didominasi oleh ikan-ikan tangkapan utama seperti teri, kembung, layang, cumi, tembang, japuh, peperek dan selar yang mencapai 88,3% dari total hasil tangkapan (Tabel 5), selebihnya adalah ikan lain yang termasuk by-catch dan discard. Jenis ikan tangkapan utama tersebut termasuk ikan demersal dan pelagis yang berukuran kecil yang dimungkinkan karena bagan rambo menggunakan jaring dengan mesh size yang berukuran kecil. Keanekaragaman jenis tangkapan dapat dikatakan sebagai konsekuensi dari fishing ground di daerah tropis yang memiliki variasi jenis ikan yang lebih banyak dibandingkan daerah lain.



Pemangsaan
Individu-individu mahkluk hidup dihubungkan oleh adanya interaksi makan-memakan. Interaksi ini terjadi karena individu-individu memiliki keinginan untuk selalu ingin hidup dan berjuang untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mempertahankan jenisnya, (Ediyono et al. 1999 diacu oleh Sudirman 2003). Selanjutnya dikatakan bahwa semua mahkluk hidup yang hidup bersama-sama pada suatu habitat atau ekosistem yang sama akan berinteraksi satu dengan lainnya. Interaksi yang terjadi dapat bersifat menguntungkan (mutualisme dan komensalisme), merugikan (predasi, kompetisi, parasitisme) atau bersifat netral yang tidak saling mengganggu antar populasi walaupun berada dalam habitat yang sama dan memiliki kebutuhan yang sama karena tercukupinya kebutuhan.



Pemangsaan teri hitam (Stolephorus insularis) terhadap plankton
Kelimpahan teri selain disebabkan oleh faktor lingkungan juga oleh ketersediaan makanannya di perairan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa makanan teri jenis Stolephorus insularis keseluruhannya adalah plankton. Berdasarkan analisis indeks pilihan makanan terlihat bahwa kecenderungan Stolephorus insularis lebih banyak memilih zooplankton dari pada fitoplankton utamanya zooplankton dari kelompok Copepoda, Malacostraca, Polychaeta, Nauplius dan Branchiopoda. Hal ini menunjukkan tingkat preferensi Stolephorus insularis terhadap makanannya yang lebih menyukai zooplankton daripada fitoplankton. Hutomo et al. (1987) menyatakan bahwa teri termasuk ikan bersifat selective feeder yang memanfaatkan jenis-jenis makanan yang menjadi kesukaannya dan sesuai dengan kebutuhannya.

Pemangsaan teri (Stolephorus spp.) oleh ikan pemangsa
Keberadaan teri dalam food web di lautan sangat penting karena merupakan penghubung antara plankton dengan ikan-ikan lain. Teri sebagai konsumer tingkat pertama akan dimangsa oleh ikan kecil sebagai konsumer tingkat kedua yang selanjutnya dimangsa lagi oleh ikan-ikan pada trofik level yang lebih tinggi sampai pada top konsumer sehingga terbentuk rantai makanan. Dapat juga terjadi teri dimangsa oleh ikan pada tingkat trofik leve l lain sehingga terbentuk suatu jaringan makanan dan terjadi tumpang tindih relung makanan.



Penutup

Kesimpulan
Terjadi interkasi pemangsaan teri selama proses penangkapan ikan dengan bagan rambo, dimana teri memangsa plankton dan dimangsa oleh beberapa ikan pemangsa. Komposisi makanan teri hitam (Stolephorus insularis) terdiri dari zooplankton (94%) dan fitoplankton (6%) yang menunjukkan preferensi teri hitam yang lebih memilih zooplankton sebagai makanan utamanya. Hal ini juga ditunjukkan oleh indeks pilihan makanan yang menunjukkan nilai positif untuk makanan zooplankton dan nilai negatif untuk fitoplankton. Jenis makanan yang banyak dimangsa oleh teri hitam yaitu Copepoda (50%) dan Malacostraca (27%), telur/larva (9%), nauplius (5%) dan diatom (4%) sedangkan kumulatif plankton lain hanya sebesar 5%. Terdapat korelasi positif antara jumlah zooplankton dalam makanan teri hitam terhadap kelimpahan zooplankton di perairan dengan koefesien determinasi (R2 ) sebesar 0,643, tetapi tidak terhadap fitoplankton. Selain itu terdapat korelasi positif antara jumlah tangkapan teri hitam dengan kelimpahan zooplankton di perairan dengan nilai koefesien determinasi (R2 ) sebesar 0,403.

Teri (Stolephorus spp.) dimangsa oleh beberapa ikan pemangsa seperti peperek, selar, alu-alu, buntal, kwee, kerong-kerong, bambangan dan lencam. Proporsi valome teri dalam total makanan peperek dan selar diatas 50% pada semua stasion penelitian, juga menunjukkan korelasi positif dengan jumlah tangkapan teri saat itu, dengan nilai koefesien determinasi masing-masing sebesar 0,192 dan 0,681. Selain itu jumlah tangkapan teri berkorelasi dengan jumlah tangkapan layang, tembang, peperek, selar dan ikan lain.


ABSTRAK
Ketertarikan ikan memasuki catchable area bagan rambo selain karena faktor cahaya, juga dapat disebabkan oleh faktor makanan. Faktor kedua menjadi penting jika terjadi interaksi pemangsaan antar berbagai jenis ikan. Teri adalah salah satu penghubung antar plankton dan ikan dalam ekosistem laut, dimana teri memangsa plankton dan dimangsa oleh beberapa ikan pemangsa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi pemangsaan teri (Stolephorus spp.) selama proses penangkapan ikan dengan bagan rambo dan keterkaitannya dengan hasil tangkapan dan kelimpahan plankton. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli 2005, di Selat Makassar perairan Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Pengambilan data lapangan dilakukan pada malam hari mengikuti operasi penangkapan ikan 1 unit bagan rambo pada 8 stasion penelitan dalam waktu dan tempat yang berbeda. Pada setiap stasion penelitian dilakukan pengambilan sampel air laut untuk pengamatan plankton, pengambilan sampel ikan untuk identifikasi dan analisis interaksi pemangsaan dan mencatat komposisi dan jumlah tangkapan ikan pada setiap waktu hauling. Interkasi pemangsaan teri selama proses penangkapan ikan dengan bagan rambo terjadi ketika teri memangsa plankton dan dimangsa oleh beberapa ikan pemangsa. Makanan teri hitam (Stolephorus insularis) terdiri dari zooplankton (94%) dan fitoplankton (6%), hal ini preferensi teri hitam terhadap zooplankton sebagai makanan utamanya. Preferensi ini juga ditunjukkan oleh indeks pilihan makanan yang menunjukkan nilai positif untuk makanan zooplankton dan nilai negatif untuk fitoplankton. Jenis makanan yang banyak dimangsa oleh teri hitam adalah Copepoda (50%) dan Malacostraca (27%), telur/larva (9%), nauplius (5%) dan diatom (4%) sedangkan kumulatif plankton lain hanya sebesar 5%. Terdapat korelasi positif antara jumlah zooplankton dalam makanan teri hitam dengan kelimpahan zooplankton di perairan (R2 = 0,643), namun tidak terhadap fitoplankton. Korelasi positif terjadi juga antara jumlah tangkapan teri hitam dengan kelimpahan zooplankton di perairan (R2 = 0,403). Teri (Stolephorus spp.) dimangsa oleh beberapa ikan pemangsa utamanya selar. Proporsi volume teri dalam total makanan selar berkisar antara 77,8% sampai 91,3% dengan frekuensi pemangsaan antara 80% sampai 100%.

Kata kunci : predasi, bagan rambo, plankton, teri (Stolephorus spp.).






DAFTAR PUSTAKA
Anakotta ARF. 2002. Studi Kebiasaan Makanan Ikan-ikan yang Tertangkap di Sekitar Ekosistem Mangrove Pantai Oesapa dan Oebelo Teluk Kupang Nusa Tenggara [Tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor. 103 hal. Ayodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor. Yayasan Dewi Sri. 90 hal. Baskoro MS. 1999. Capture Process of The Floated Bamboo-Platform Liftnet With Light Attraction (Bagan) [Disertasi]. Doctoral Course of Marine Sciences and Technology Graduate School of Fisheries. Tokyo. Tokyo University of Fisheries. 149 hal. Basmi J. 1990. Makanan Plankton dan Plankton sebagai Makanan. Bogor. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. 52 hal. Burhanuddin, Hutomo M dan S Martosewojo. 1975. A Priliminary Study on the Growth and Food of Stolephorus spp. from the Jakarta Bay. Jakarta. Marine Research in Indonesia. 30 hal. Effendie MI. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Bogor. Yayasan Dwi Sri. 112 hal. Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta. Yayasan Pustaka Nusatama. 163 hal.








Posted by agathakaf89@gmail.com
Tag :

Reader

Powered by Blogger.

Tentang TS

Orang yang berusaha untuk menulis ini. bernama lengkap Kafabihi. seorang yang cukup jenius dalam menulis. sedang menjalani pendidikan Sma Kelas 3, yang berhabitat di Batam.
untuk saran dan tambahan
Please write your coment and join this my site

BTemplates.com

Blogroll

Guys & Jeng

- Copyright © KafabihiWall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -