
- Back to Home »
- opini »
- Perkaderan HMI di era MILENIUM : Pemberdayaan Generasi Muda lewat Dunia Perkaderan dan semangat Revolusi Mental
Perkaderan HMI di era MILENIUM : Pemberdayaan Generasi Muda lewat Dunia Perkaderan dan semangat Revolusi Mental
Posted by : agathakaf89@gmail.com
Thursday, February 15, 2018
Ditulis Oleh : Kafabihi 25, Februari 2018
Perkaderan yang dijalankan HMI saat ini sebagai organisasi kader ialah
menggunakan pendekatan sistematik dalam keseluruahn proses perkaderannya semua dibentuk atas atktifitas mahasiswa dalam semangat intregalistik untuk mencapai tujuan perkaderan di HMI. Untuk itu perlu adanya pola dasar perkaderan yang telah ditetapkan. Selain itu dengan mempertimbangkan kelemahan organisasi. Hal ini perlunya memperhitung analisis SWOT dalam aktualisasi pola perkaderan yang semakin lama semakin terkukung akibat derasnya era globalisasi milenial. Perkembangan progress seorang kader ditempa saat menjalani LK 1 atau basic training sebagai tahapan “wajib” bagi kader yang berproses di HMI. Pola dasar ini bergerak dengan menjalankan nilai-nilai keislaman di tengah-tengah goncangan era modernisasi yang begitu luas. Seorang kader bergerak dan terbentuk dalam organisasi, mengenal aturan-aturan organisasi serta mentransformasikan nilai-nilai keIslam-an ke masyarakat.
Generasi Millennial adalah terminologi generasi yang saat ini banyak
diperbincangkan oleh banyak kalangan di dunia diberbagai bidang, apa dan siapa gerangan generasi millennial itu?. Millennials (juga dikenal sebagai Generasi Millenial atau Generasi Y) adalah kelompok demografis (cohort) setelah Generasi X. Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980an sampai 2000 an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun. Disaatgenerasi muda mulai menunjukkan eksistensinya, para pemuda dihadapi sejumlah
tantangan moral serta fisik dalam menghadapi di era globalisasi saat ini.
Pada era globalisasi saat ini, pemuda dihadapkan pada perubahan nilai-nilai lama terhadap nilai-nilai baru seperti kebudayaan asing yang saat ini menggorogoti Bangsa Kita, yang semuanya tidak sesuai dengan kepribadian Masyarakat Indonesia. Apalagi pemuda dan bangsa Indonesia saat ini diperhadapkan dengan berbagai tantangan baik tantangan di bidang ekonomi, khususnya ASEAN Community, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 dan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada tahun 2020.
diperbincangkan oleh banyak kalangan di dunia diberbagai bidang, apa dan siapa gerangan generasi millennial itu?. Millennials (juga dikenal sebagai Generasi Millenial atau Generasi Y) adalah kelompok demografis (cohort) setelah Generasi X. Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980an sampai 2000 an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun. Disaatgenerasi muda mulai menunjukkan eksistensinya, para pemuda dihadapi sejumlah
tantangan moral serta fisik dalam menghadapi di era globalisasi saat ini.
Pada era globalisasi saat ini, pemuda dihadapkan pada perubahan nilai-nilai lama terhadap nilai-nilai baru seperti kebudayaan asing yang saat ini menggorogoti Bangsa Kita, yang semuanya tidak sesuai dengan kepribadian Masyarakat Indonesia. Apalagi pemuda dan bangsa Indonesia saat ini diperhadapkan dengan berbagai tantangan baik tantangan di bidang ekonomi, khususnya ASEAN Community, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 dan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada tahun 2020.
Perjalanan seorang pemuda generasi milenial yang tetap menjalankan perannya sebagai seorang pemuda pembaharu yang tetap menjaga nilai-nilai bangsa dan juga agama, kaum pemuda sertamahasiswa memulai pergerakan-pergerakan yang tidak terlalu mempengaruhi efek besar tapi memiliki ke aktifan yang stabil dalam mengawasi segala kegiatan sosial maupun ekonomi bangsa. Hal ini memperlukan dasar mentalitas yang tinggi, yang mengukur sejauh mana mahasiswa serta pemuda tetap memegang teguh ideologinya, tanpa takut adanya pengaruh disentrigasi bangsa. Maka pemuda memerlukan sebuah
spirit dalam memegang kendali bangsa dengan semangat etos pengabdian yang tinggi serta karakter yang kuat untuk menjalaninya.
Revolusi mental adalah perubahan mendasar dalam mentalitas berupa cara
berpikir, cara merasa dan cara mempercayai, yang semuanya menjelma dalam
perilaku dan tindakan sehari-hari. Kerangka etos ini menyangkut semua bidang
kehidupan mulai dari ekonomi, politik, sains-teknologi, seni, agama, dan sebagainya. Begitu kompleksnya, sehingga mentalitas bangsa lambat-laun akan mengalami degradasi moral. Revolusi mental membangun karakter mulia atau akhlak muliayang pada gilirannya mampu membangun 3 (tiga) dimensi kemanusiaan yakni manusia sehat, manusia cerdas dan manusia berkepribadian. Dimensi ini akan membentuk pemuda Indonesia yang berkepribadian, memiliki otak yang cerdas, fisik yang sehatdan kehendak yang berbudi pekerti luhur. Tapi tak dipungkiri untuk menjalankan
revolusi mental yang telah dicanangkan sebagai cara untuk merubah pendirian bangsa semua. Untuk itu pemuda harus sadar akan fungsi serta perannya.
Penyadaran pemuda adalah kegiatan yang diarahkan untuk memahami dan
menyikapi perkembangan dan perubahan lingkungan. Penyadaran pada hakekatnya adalah pembangunan karakter pemuda Indonesia yang meliputi keimanan dan ketakwaan, akhlak mulia, berjiwa kepemimpinan dan demokratis, bertanggungjawab, memiliki jati diri, kemandirian dan semangat kebangsaan yang tinggi. Mereka yang sadar akan perannya besar berkewajiban membenahi diri sebelum terjun ke masyarakat langsung, hal ini terjadi karena pemuda masih terlalu buta dengan keimanan serta ketaqwaan.
spirit dalam memegang kendali bangsa dengan semangat etos pengabdian yang tinggi serta karakter yang kuat untuk menjalaninya.
Revolusi mental adalah perubahan mendasar dalam mentalitas berupa cara
berpikir, cara merasa dan cara mempercayai, yang semuanya menjelma dalam
perilaku dan tindakan sehari-hari. Kerangka etos ini menyangkut semua bidang
kehidupan mulai dari ekonomi, politik, sains-teknologi, seni, agama, dan sebagainya. Begitu kompleksnya, sehingga mentalitas bangsa lambat-laun akan mengalami degradasi moral. Revolusi mental membangun karakter mulia atau akhlak muliayang pada gilirannya mampu membangun 3 (tiga) dimensi kemanusiaan yakni manusia sehat, manusia cerdas dan manusia berkepribadian. Dimensi ini akan membentuk pemuda Indonesia yang berkepribadian, memiliki otak yang cerdas, fisik yang sehatdan kehendak yang berbudi pekerti luhur. Tapi tak dipungkiri untuk menjalankan
revolusi mental yang telah dicanangkan sebagai cara untuk merubah pendirian bangsa semua. Untuk itu pemuda harus sadar akan fungsi serta perannya.
Penyadaran pemuda adalah kegiatan yang diarahkan untuk memahami dan
menyikapi perkembangan dan perubahan lingkungan. Penyadaran pada hakekatnya adalah pembangunan karakter pemuda Indonesia yang meliputi keimanan dan ketakwaan, akhlak mulia, berjiwa kepemimpinan dan demokratis, bertanggungjawab, memiliki jati diri, kemandirian dan semangat kebangsaan yang tinggi. Mereka yang sadar akan perannya besar berkewajiban membenahi diri sebelum terjun ke masyarakat langsung, hal ini terjadi karena pemuda masih terlalu buta dengan keimanan serta ketaqwaan.
Harapannya generasi yang akan mendatang bisa mendatangkan perubahan dengan adanya bekal yang telah dipersiapkan untuk mengahadapi tantangan globalisasi. Bagaimana agar para pemuda bisa terarahkan serta dilengkapi pembekalanyang cukup ?. Salah satunya adalah dengan pemberdayaan pemuda dan juga dengan menerapkan revolusi mental dalam kehidupan sehari-hari. Pemuda membutuhkan sebuah fasilitas dalam membentuk jiwa serta mentalitasnya dalam berkehidupan, maka dari itu diperlukannya sebuah fasilitas pemberdayaan. Pemberdayaan pemuda adalah pemberdayaan kapasitas dan potensi manusia secara pribadi maupun secara kelompok artinya bahwa pemerintah harus memfasilutasi pemuda dalam upaya-upaya perubahan, meningkatkan kesejahteraan kolektif dan memperkuat kualitas dari intregrasi kokektif. Ketika berbicara mahasiswa tentu akan menghadapi tantangan sebagai agent of change dan tentunya HMI menyediakan fasilitas pemberdayaan untuk mahasiswa, dengan fasilitas pembinaan kader dalam ruang lingkup proses organisasi. Yang dimana hasil dari proses itulah, HMI dapat menjawab tantangan degradasi moril yangberkepanjangan yang rusak akan era globalisasi yang mempengaruhi generasi milenial saat ini.