
Showing posts with label opini. Show all posts
Perbedaan adalah Alat untuk memperkuat Kesetaraan Gender.
Perbedaan adalah Alat untuk
memperkuat Kesetaraan Gender.
Kafabihi
Himpunan Mahasiswa Islam, Cabang
Tanjungpinang-Bintan, Komisariat Eksakta Umrah
Universitas Maritim Raja Ali
Haji, Ilmu Kelautan
Manusia yang pertama kali diciptakan adalah Adam as, dan
tentunya dalam sejarah penciptaan manusia, Adam sebagai perwakilan kaum lelaki
tentu memiliki sebuah kebanggaan atas otoritas yang ada, akan tetapi merujuk
dari Alquraan Adan dan Hawa dari diri manusia itu sendiri dan tidak
mengistimewakan salah satu diantara mereka. Sejarah penciptaan manusia ini juga
tidak lepas dari peristiwa diciptakannya Hawa dari tulang rusuk Adam, yang
sengaja Allah Swt ciptakan untuk menemani, dan memasangkan dengan Adam as.
Keberadaan Hawa yang diciptakan oleh Allah Swt, menjadi hal yang sangat
mendasar akan keberadaan umat manusia sekarang. Hawa adalah perempuan pertama
yang melahirkan umat manusia, dan mulai dari sinilah keberlangsungan sejarah
antar gender dimulai.
Kata “gender” berasal dari bahasa Inggris, gender yang berarti
jenis kelamin. Dalam Webster’s New World
Dictionary, gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat
dari segi nilai dan tingkah laku. Di dalam Women’s
Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa “gender” adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat
pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan
karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam
masyarakat.
Hilary M. Lips dalam bukunya yang terkenal Sex & Gender: an
Intro- duction mengartikan gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap
laki-laki dan perempuan (cultural expectations for women and men). H.T. Wilson
dalam Sex and Gender mengartikan gender sebagai suatu dasar untuk menentukan
perbedaan sumbangan laki-laki dan perempuan pada kebudayaan dan kehidupan
kolektif yang
sebagai akibatnya mereka menjadi laki-laki dan perempuan.1 Sementara itu menurut Mansour
Faqih dalam bukunya Analisis Gender & Transformasi Sosial mengemukakan
konsep gender yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun
perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun cultural. Misalnya bahwa
perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara
laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, perkasa. Ciri dari sifat itu sendiri
merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan.2 Perbedaan sifat, sikap serta
fisik antar genderlah yang menjadi sebuah permasalahan yang sering timbul ke
atas permukaan lingkungan sosial. Padahal semua perbedaan yang bersifat
biologis (sex) yang merupakan kodrat Tuhan hanyalah bersifat objektif belaka
yang tidak memandang kesataraan berkehidupan bersama. Sedangkan kehidupan
perbedaan budaya, psikologis, dan aspek non biologis lainnya, antar gender bisa
dipertukarkan dan bukan merupakan kodrat Tuhan.
Kesataraan gender selalu saja dititik beratkan pada pihak
perempuan, semua telah terjadi dari diciptakannya Hawa. Keberlangsungan sejarah
gender diantaranya kedudukan perempuan yang tidak begitu diperhatikan sebelum
Islam datang. Pada masa zaman jahiliah misalnya, banyak sekali kaum quraisy
yang takut memiliki anak perempuan sehingga mereka mengubur anaknya: Pertama, orang tua pada masa masyarakat
jahiliyah takut jatuh miskin bila menanggung biaya hidup anak perempuan yang
dalam konteks zaman itu, tidak bisa mandiri dan produktif. Kedua, masa depan anak-anak dikhawatirkan mengalami kemiskinan
(jatuh miskin). Anak perempuan dikubur karena orang tuanya khawatir anak-anak
perempuan diperkosa atau berzina. Ketiga,
sesuai dengan seringnya konflik antar kabilah atau peperangan antarsuku, orang
tua khawatir anaknya akan ditawan musuh dalam peperangan itu.3 Selain kebiasaan buruk itu, ada
juga kebiasaan buruk seperti mengawini perempuan sebanyak-banyaknya, dan juga
menceraikan sesuka hati. Dari beberapa peristiwa

1 Nasaruddin Umar, Argumen
Kesetaraan Jender Perspektif al-Qur’an, (Jakarta: Para-madina, 2001), hlm. 34.
2 Mansour Faqih, Analisis Gender
& Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 7.
3 Fatah Syukur, Sejarah Peradaban
Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2011), hlm. 21.
sejarah yang telah berlangsung timbullah sebuah pemikiran,
bahwasanya perempuan dalam ber abad-abad silam sebelum adanya islam di berbagai
belahan dunia kaum perempuan dipandang tidak memiliki kemanusiaan yang utuh dan
oleh karenanya perempuan tidak berhak bersuara, tidak berhak berkarya, dan
tidak berhak memiliki harta. Bahkan, eksistensinya sebagai makhluk manusia pun
dipertanyakan. Padahal mereka adalah bagian dari diri manusia itu sendiri.
Berbeda halnya ketika Islam datang, Pada masa Rasulullah kaum perempuan
muslimah tampak dalam sosok perempuan yang dinamis, sopan, dan terpelihara
akhlaknya. Bahkan dalam al Qu’an, figur ideal seorang muslimah disimbolkan
sebagai pribadi yang memiliki kemandirian politik, al-istiqlāl al-siyāsah.
Mereka (Perempuan) juga berprestasi sama yang seperti diraih oleh kaum
laki-laki bahkan kaum perempuan juga bisa menjadi seorang pemimpin seperti
Aisyah (Istri Rasululluah) saat memimpin perang. Dalam jaminan al-Qur’an,
perempuan dengan leluasa memasuki semua sector kehidupan masyarakat, termasuk
politik dan ekonomi.4
Peradaban gender setelah munculnya Islam mengalami perubahan
yang signifikan, tetapi ada juga kelompok-kelompok yang menilai keberadaan
Islam menyebabkan subordinasi yang mengarah ke arah pesimis. Banyak hal yang
bisa diambil hikmahnya dari sejarah peradaban tentang gender, walaupun penuh
dengan perbedaan akan tetapi manusia tetap terus belajar untuk bisa saling
memahami antar gender. Sekian banyak perbedaaan yang menjadi celah, tapi
manusia yang beriman serta akan berakal akan memahami hakikat toleransi antar
gender.
Di Indonesia pun kesataraan gender masih menjadi masalah di
lingkungan masyarakatnya. Seperti yang terjadi di Bali. Di Bali, lelaki
ditempatkan sebagai purusa, dan perempuan pradana, dan perempuan adalah
pradana. Purusa adalah kepala keluarga, sedangkan Purusa dianggap sebagai
pelengkap dalam keluarga. Ideologi ini menilai keberadaan kaum perempuan
tidaklah penting. Ideologi yang seperti inilah yang menghambat kekuatan antar
gender. Sebuah momok bagi kaum wanita yang ingin diakui keberadaan mereka.

4
Siti Musdah
Mulia, “Kekerasan terhadap Perempuan...”, hlm. 15.
Pada akhirnya, hakikat manusia yang terjadi adalah kurangnya
sikap saling menghormati antar gender. Tanpa disadari laki-laki kuat karena
adanya peran dari seorang wanita. Disinilah letak kekuatan yang terjadi, saling
mendukung antar kedua insan. Laki-laki yang menganggap dirinya hebat, lupa akan
kekuatan wanita yang mendukungnya dari belakang. Jadi, kesadaran inilah yang
menjadi hal yang sangat penting, dimana kurangnya sikap yang tidak dibarengi
dengan Iman dan ilmu akan mengakibatkan kecacatan moral dibalik amalan yang
dikerjakan. Maka, perlu kita perbaiki akhlak dengan iman serta ilmu agar bisa
mangamalkan ajaran Islam. Dengan adanya perbedaan antar gender ini, yakinlah
laki-laki dan perempuan akan saling menguatkan diri. (Kafabihi,2018)
Perkaderan HMI di era MILENIUM : Pemberdayaan Generasi Muda lewat Dunia Perkaderan dan semangat Revolusi Mental
Ditulis Oleh : Kafabihi 25, Februari 2018
Perkaderan yang dijalankan HMI saat ini sebagai organisasi kader ialah
menggunakan pendekatan sistematik dalam keseluruahn proses perkaderannya semua dibentuk atas atktifitas mahasiswa dalam semangat intregalistik untuk mencapai tujuan perkaderan di HMI. Untuk itu perlu adanya pola dasar perkaderan yang telah ditetapkan. Selain itu dengan mempertimbangkan kelemahan organisasi. Hal ini perlunya memperhitung analisis SWOT dalam aktualisasi pola perkaderan yang semakin lama semakin terkukung akibat derasnya era globalisasi milenial. Perkembangan progress seorang kader ditempa saat menjalani LK 1 atau basic training sebagai tahapan “wajib” bagi kader yang berproses di HMI. Pola dasar ini bergerak dengan menjalankan nilai-nilai keislaman di tengah-tengah goncangan era modernisasi yang begitu luas. Seorang kader bergerak dan terbentuk dalam organisasi, mengenal aturan-aturan organisasi serta mentransformasikan nilai-nilai keIslam-an ke masyarakat.
Generasi Millennial adalah terminologi generasi yang saat ini banyak
diperbincangkan oleh banyak kalangan di dunia diberbagai bidang, apa dan siapa gerangan generasi millennial itu?. Millennials (juga dikenal sebagai Generasi Millenial atau Generasi Y) adalah kelompok demografis (cohort) setelah Generasi X. Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980an sampai 2000 an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun. Disaatgenerasi muda mulai menunjukkan eksistensinya, para pemuda dihadapi sejumlah
tantangan moral serta fisik dalam menghadapi di era globalisasi saat ini.
Pada era globalisasi saat ini, pemuda dihadapkan pada perubahan nilai-nilai lama terhadap nilai-nilai baru seperti kebudayaan asing yang saat ini menggorogoti Bangsa Kita, yang semuanya tidak sesuai dengan kepribadian Masyarakat Indonesia. Apalagi pemuda dan bangsa Indonesia saat ini diperhadapkan dengan berbagai tantangan baik tantangan di bidang ekonomi, khususnya ASEAN Community, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 dan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada tahun 2020.
diperbincangkan oleh banyak kalangan di dunia diberbagai bidang, apa dan siapa gerangan generasi millennial itu?. Millennials (juga dikenal sebagai Generasi Millenial atau Generasi Y) adalah kelompok demografis (cohort) setelah Generasi X. Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980an sampai 2000 an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun. Disaatgenerasi muda mulai menunjukkan eksistensinya, para pemuda dihadapi sejumlah
tantangan moral serta fisik dalam menghadapi di era globalisasi saat ini.
Pada era globalisasi saat ini, pemuda dihadapkan pada perubahan nilai-nilai lama terhadap nilai-nilai baru seperti kebudayaan asing yang saat ini menggorogoti Bangsa Kita, yang semuanya tidak sesuai dengan kepribadian Masyarakat Indonesia. Apalagi pemuda dan bangsa Indonesia saat ini diperhadapkan dengan berbagai tantangan baik tantangan di bidang ekonomi, khususnya ASEAN Community, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 dan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada tahun 2020.
Perjalanan seorang pemuda generasi milenial yang tetap menjalankan perannya sebagai seorang pemuda pembaharu yang tetap menjaga nilai-nilai bangsa dan juga agama, kaum pemuda sertamahasiswa memulai pergerakan-pergerakan yang tidak terlalu mempengaruhi efek besar tapi memiliki ke aktifan yang stabil dalam mengawasi segala kegiatan sosial maupun ekonomi bangsa. Hal ini memperlukan dasar mentalitas yang tinggi, yang mengukur sejauh mana mahasiswa serta pemuda tetap memegang teguh ideologinya, tanpa takut adanya pengaruh disentrigasi bangsa. Maka pemuda memerlukan sebuah
spirit dalam memegang kendali bangsa dengan semangat etos pengabdian yang tinggi serta karakter yang kuat untuk menjalaninya.
Revolusi mental adalah perubahan mendasar dalam mentalitas berupa cara
berpikir, cara merasa dan cara mempercayai, yang semuanya menjelma dalam
perilaku dan tindakan sehari-hari. Kerangka etos ini menyangkut semua bidang
kehidupan mulai dari ekonomi, politik, sains-teknologi, seni, agama, dan sebagainya. Begitu kompleksnya, sehingga mentalitas bangsa lambat-laun akan mengalami degradasi moral. Revolusi mental membangun karakter mulia atau akhlak muliayang pada gilirannya mampu membangun 3 (tiga) dimensi kemanusiaan yakni manusia sehat, manusia cerdas dan manusia berkepribadian. Dimensi ini akan membentuk pemuda Indonesia yang berkepribadian, memiliki otak yang cerdas, fisik yang sehatdan kehendak yang berbudi pekerti luhur. Tapi tak dipungkiri untuk menjalankan
revolusi mental yang telah dicanangkan sebagai cara untuk merubah pendirian bangsa semua. Untuk itu pemuda harus sadar akan fungsi serta perannya.
Penyadaran pemuda adalah kegiatan yang diarahkan untuk memahami dan
menyikapi perkembangan dan perubahan lingkungan. Penyadaran pada hakekatnya adalah pembangunan karakter pemuda Indonesia yang meliputi keimanan dan ketakwaan, akhlak mulia, berjiwa kepemimpinan dan demokratis, bertanggungjawab, memiliki jati diri, kemandirian dan semangat kebangsaan yang tinggi. Mereka yang sadar akan perannya besar berkewajiban membenahi diri sebelum terjun ke masyarakat langsung, hal ini terjadi karena pemuda masih terlalu buta dengan keimanan serta ketaqwaan.
spirit dalam memegang kendali bangsa dengan semangat etos pengabdian yang tinggi serta karakter yang kuat untuk menjalaninya.
Revolusi mental adalah perubahan mendasar dalam mentalitas berupa cara
berpikir, cara merasa dan cara mempercayai, yang semuanya menjelma dalam
perilaku dan tindakan sehari-hari. Kerangka etos ini menyangkut semua bidang
kehidupan mulai dari ekonomi, politik, sains-teknologi, seni, agama, dan sebagainya. Begitu kompleksnya, sehingga mentalitas bangsa lambat-laun akan mengalami degradasi moral. Revolusi mental membangun karakter mulia atau akhlak muliayang pada gilirannya mampu membangun 3 (tiga) dimensi kemanusiaan yakni manusia sehat, manusia cerdas dan manusia berkepribadian. Dimensi ini akan membentuk pemuda Indonesia yang berkepribadian, memiliki otak yang cerdas, fisik yang sehatdan kehendak yang berbudi pekerti luhur. Tapi tak dipungkiri untuk menjalankan
revolusi mental yang telah dicanangkan sebagai cara untuk merubah pendirian bangsa semua. Untuk itu pemuda harus sadar akan fungsi serta perannya.
Penyadaran pemuda adalah kegiatan yang diarahkan untuk memahami dan
menyikapi perkembangan dan perubahan lingkungan. Penyadaran pada hakekatnya adalah pembangunan karakter pemuda Indonesia yang meliputi keimanan dan ketakwaan, akhlak mulia, berjiwa kepemimpinan dan demokratis, bertanggungjawab, memiliki jati diri, kemandirian dan semangat kebangsaan yang tinggi. Mereka yang sadar akan perannya besar berkewajiban membenahi diri sebelum terjun ke masyarakat langsung, hal ini terjadi karena pemuda masih terlalu buta dengan keimanan serta ketaqwaan.
Harapannya generasi yang akan mendatang bisa mendatangkan perubahan dengan adanya bekal yang telah dipersiapkan untuk mengahadapi tantangan globalisasi. Bagaimana agar para pemuda bisa terarahkan serta dilengkapi pembekalanyang cukup ?. Salah satunya adalah dengan pemberdayaan pemuda dan juga dengan menerapkan revolusi mental dalam kehidupan sehari-hari. Pemuda membutuhkan sebuah fasilitas dalam membentuk jiwa serta mentalitasnya dalam berkehidupan, maka dari itu diperlukannya sebuah fasilitas pemberdayaan. Pemberdayaan pemuda adalah pemberdayaan kapasitas dan potensi manusia secara pribadi maupun secara kelompok artinya bahwa pemerintah harus memfasilutasi pemuda dalam upaya-upaya perubahan, meningkatkan kesejahteraan kolektif dan memperkuat kualitas dari intregrasi kokektif. Ketika berbicara mahasiswa tentu akan menghadapi tantangan sebagai agent of change dan tentunya HMI menyediakan fasilitas pemberdayaan untuk mahasiswa, dengan fasilitas pembinaan kader dalam ruang lingkup proses organisasi. Yang dimana hasil dari proses itulah, HMI dapat menjawab tantangan degradasi moril yangberkepanjangan yang rusak akan era globalisasi yang mempengaruhi generasi milenial saat ini.
Proses Hidup : Iman, Ilmu, dan Amal
Kafabihi
Senin, 27 November 2017
Hidup ini ibarat kata kalau gak maju ya berjalan ditempat. Sehebat apapun manusia kalau mau sedang melakukan sesuatu pasti takut yang namannya jalan ditempat, bahkan mundur .. *itu lebih parah.
Maka ada yang namanya kemerdekaan dalam memilih kemanakah dia bergerak maju. Manusia Mengenali dirinya sebagai makhluk yang bermartabat dan memiliki nafsu yang tinggi dalam hal ini. kita harus tau beberapa hal juga ketika nilai perjuangan dalam hal cara berjalannya seorang insan bergantung pada niatannya itu sendiri, dan dapat disimpulkan bahwa perjalanan seorang insan yang diridhai Allah Swt itu adalah iman dan kerja kemanusiaan atau amal sholeh.
" Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? " (QS. 95:6)
Padahal kita sudah dikasih nikmat berupa kaki untuk berjalan, Tapi menyia-nyiakannya dengan tujuan yang tidak jelas. Maka dari itu niatkan dalam hati,, kita bergerak, beroranisasi dengan tujuan Mengabdi, Beramal Sholeh, Kerja kemanusiaan. Kita gak akan pernah tau apakah yang kita kerjakan ini sebagai amalan yang seharusnya menjadi tujuan kita bersama "untuk umat".
Maka kita perlu kesempurnaan niat untuk mencapainya.. Dengan apa ? .....
Dengan berproses untuk mengamalkan perlu ada tahapannya tersendiri.
Iman ---> Ilmu ---> Amal
Iman adalah pengertian kepercayaan akan adanya kebenaran mutlak yaitu Tuhan yang Maha Esa, Serta menjadikannya satu-satunya tujuan hidup. yang ujung-ujungnya mewajibkan kita untuk
Ber-Amal. Sebagaimana setiap jalan perjalanan kearah suatu tujuan ialah bergerak kedepan. maka semua nilai dalam kehidupan relatif, dan berlaku untuk waktu tertentu. Jadi semua nilai yang bersumber atau dijabarkan dari ketentuan-ketentuan hukum-hukum Allah Swt.
" Dialah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati. " (QS 6:57)
Oleh karena itu manusia ber-ikhtiar dan merdeka, ialah yang bergerak. Gerakan itu tidak hanya maju secara dinamis tetapi juga tetap stabil Istiqomah
Ilmu Pengetahuan Adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya. Mengetahui kebenaran lewat sejarah yang telah tergoreskan dalam sisa tenggorokan para orang terdahulu. Dengan ilmu kita dapat mengetahui kebenaran mutlak, perjalanan sejarah. Ilmu juga ddiapatkan lewat hasil penelitian yang diman itu juga bagian dari hasil pengamatan masa lalu. Untuk mencapai suatu kepuasan dalam mendapatkan ilmu kita memerlukan yang namanya Hasil, Kebenaran, Dukungan informasi. Kebenaran mutlak itu sendiri pada suatu saat dapat dicapai oleh manusia, yaitu ketika mereka telah memahami benar seluruh alam dan sejarahnya sendiri.
" Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, " (Q.S 41:53)
Balasan yang paling sempurna ialah Semangat mencari ilmu,, yang merupakan bagian dari jihad. Ilmu yang sudah didapat juga bagian dari amal Jariyah. Inilah yang disebut Kebenaran.
Tak peduli seberapa pintar kita berusaha dalam mengejar ilmu, Tak peduli seberapa pandai kita dalam meraih prestasi. jika kita melupakan sejarah keislamannya sendiri sebagai pendakwah.
Jadi ilmu adalah persyaratan dari Ber Amal Sholeh. Hanya mereka yang dibimbing oleh Ilmu pengetahuan yang dapat berjalan diatas kebenaran.
Dan Yang terakhir ...
Amal ini adalah tujuan akhir kita dalam mencapai perjalanan hidup yang menyenangkan.
" Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. " (Q.S An-Nahl : 97 )
Ini merupakan janji dari Allah Ta’ala bagi orang yang mengerjakan amal shalih, yaitu amal yang mengikuti Kitab Allah Ta’ala (al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya, Muhammad, baik laki-laki maupun perempuan yang hatinya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Amal yang diperintahkan itu telah disyari’atkan dari sisi Allah, yaitu Dia akan memberinya kehidupan yang baik di dunia dan akan memberikan balasan di akhirat kelak dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya. Kehidupan yang baik itu mencakup seluruh bentuk ketenangan, bagaimanapun wujudnya. (Tafsir Ibnu Katsir)
Terima kasih sudah membaca ..
Jazakumullah
Jangan lupa di coment Ya ..