
- Back to Home »
- opini »
- Budaya Indonesia
Posted by : agathakaf89@gmail.com
Saturday, October 25, 2014
kata pengantar
berikut article nya
Peran Budaya bagi Pengembangan Demokrasi
Oleh Meuthia Nabila P
SMA
Negeri 1 Batam
Negara
Indonesia memiliki berbagai suku, budaya, dan bahasa yang menjadi tolak
ukur dalam sistem pemerintahan kita,
yaitu demokrasi. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, budaya asing
mulai ‘merasuki’ Indonesia. Masyarakat akhirnya menyerap berbagai budaya asing
tersebut tanpa memilah apakah sudah sesuai dengan kepribadian bangsa atau
belum.
Akibatnya,
masyarakat akan mulai mengabaikan budaya aslinya sendiri, dan budaya asli
Indonesia pun mulai luntur, bahkan sebagian mulai hilang, misalnya Reog
Ponorogo yang mulai hilang di tengah zaman. Hal ini akan berdampak sangat besar
kepada generasi penerus bangsa. Mereka akan merasa asing terhadap budayanya
sendiri dan merasa lebih cocok dengan budaya luar yang bahkan belum tentu lebih
baik. Dengan begitu, moral generasi bangsa akan rusak, kepribadian bangsa akan
memudar, rasa nasionalisme akan berkurang.
Kalau
budaya sendiri saja dilupakan, apalagi rasa nasionalisme? Dan kalau rasa
nasionalisme saja sudah pudar, bagaimana akan berdemokrasi dengan baik untuk
kebaikan dan kepentingan bersama?
Di
samping itu, kita lihat sekarang, budaya demokrasi yang menyuarakan suara hati
rakyat, justru menjadi daging empuk bagi para politisi yang mengejar kedudukan.
Masyarakat miskin dan yang belum memiliki pendidikan politik dengan baik
diiming-imingi kesejahteraan dengan dengan memilih politisi tersebut. Sedangkan
setelah mereka menjabat mereka seperti kacang lupa kulit!
Mereka lupa dengan janji-janji
mereka. Mereka sibuk memperkaya diri dari uang rakyat! Seperti tikus-tikus
pemakan sampah di got, tanpa berfikir bagaimana nasib mereka yang hartanya
dizhalimi. Mereka lupa akan janji dan harapan rakyat jelata dan para pencari
keadilan. Dimana otak ketika hawa nafsu sudah dikedepankan?
Demokrasi
sendiri juga menjadi ajang saling unjuk gigi dengan saling menjatuhkan para
sesama ‘pemburu kekuasaan’ dan untuk saling menjelekkan antara politisi dan
simpatisan. Ini hal yang sangat memprihatinkan dalam setiap pesta demokrasi
(pemilu). Padahal, sebenarnya toleransi yang tinggi dan sikap saling menghargai
adalah bagian penting dalam budaya demokrasi.
Undang-Undang Dasar dan
undang-undang telah memberi acuan tentang bagaimana harusnya demokrasi itu
sendiri berjalan. Demokrasi di Indonesia juga memang telah mengalami berbagai
perubahan sistem, tetapi budaya politiknya tetap sama!
Demokrasi di Indonesia saat ini
seolah hanya berorientasi kepada kekuasaan. Berbagai budaya politik yang sangat
melekat di Indonesia misalnya “asal bapak senang”. Seperti apa yang pemerintah
mau tetapkan, kita harus turut, tidak peduli seberapa dampaknya terhadap
masyarakat.
Budaya
demokrasi juga harusnya menjunjung tinggi sikap kejujuran dan kesamaan hukum.
Bukan ‘tumpul ke atas runcing ke bawah’. Dahulu ketika masih kecil, saya sering
bertanya, mengapa ketika ada berita di televisi, bahwa ada seorang tua miskin,
yang keriput, sudah pikun, dalam keadaan terpaksa mencuri pisang tetangga,
diadili penjara beberapa bulan, sedangkan di televise, banyak sekali berita
tentang petinggi-petinggi berdasi dan berjas korupsi, bisa mendapat fasilitas
di masa hukumannya. Bahkan bisa berkeliaran tanpa was was.
Saya
berpikir bahwa demokrasi sejatinya adalah surga bagi para pencari keadilan, yang
dengan bebas dapat beraspirasi dan menyalurkan pendapat. Kurang indah apalagi?
Bahkan pemerintah lah yang memegang peranan kesejahteraan. Pemerintah bahkan
juga memberi kebebasan bagi masyarakat untuk ikut andil. Sistem pemerintahan nan
indah, bukan?
Berbagai
penyimpangan demokrasi ini adalah bukti kuat akibat dari pudarnya nasionalisme,
yang mana diawali dari pengabaian terhadap budayanya sendiri.
Semoga
tulisan saya tersebut bisa kembali menyadarkan kita untuk lebih mengenal,
mengembangkan dan mencintai budaya kita, karena mencintai budaya kita adalah
langkah awal untuk menumbuhkan sikap nasionalisme. Dengan nasionalisme lah kita
bisa mulai berdemorasi dengan baik, untuk kebaikan dan kepentingan bersama.
Mulailah dari diri sendiri, Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan
membela Negara Indonesia?
Refrensi : kompasiana
https://id.answers.yahoo.com/question
Penulis : Meuthia Nabila P
Penulis : Meuthia Nabila P