Showing posts with label health. Show all posts

PREDASI DAN KOMPETISI PADA IKAN

TUGAS PAPER

PREDASI DAN KOMPETISI PADA IKAN




DISUSUN OLEH: KAFABIHI
NIM : 160254241024

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN AJARAN,2017\2018




Pendahuluan
l Latar belakang
Bagan adalah salah satu jenis alat tangkap yang menggunakan cahaya sebagai alat bantu penangkapan. Berdasarkan cara pengoperasiannya bagan dapat dikelompokkan sebagai jaring angkat atau liftnet (von Brandt 1985, Hutomo et al. 1987). Salah satu jenis bagan yang banyak dioperasikan oleh masyarakat di Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan adalah bagan rambo. Dikatakan bagan rambo berhubungan dengan ukuran kerangka perahu bagan yang mencapai 32 m x 30 m dan pengggunaan lampu listrik sebagai sumber cahaya dalam kapasitas besar yang dapat mencapai 20.000 watt (Sudirman 2003). Saat ini di perairan Kabupaten Barru telah beroperasi sekitar seratus lebih bagan rambo dengan berbagai macam ukuran

Prinsip penangkapan ikan dengan alat tangkap bagan rambo pada dasarnya memanfaatkan tingkah laku ikan, khususnya respon ikan terhadap cahaya. Iluminasi cahaya ke dalam kolom perairan akan mengarahkan ikan-ikan yang bersifat fototaksis positif untuk mendekati sumber cahaya tersebut sehingga memasuki catchable area bagan rambo. Namun demikian, ikan yang masuk di catchable area dimungkinkan juga karena ketersediaan sumber makanan.

Kondisi perairan yang lebih terang akan lebih memudahkan ikan untuk menangkap mangsanya. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga kelompok ikan yang memasuki catchable area bagan rambo yaitu : (1) ikan yang murni bersifat fototaksis positif; (2) ikan yang bertujuan mencari makan; dan (3) ikan yang bersifat fototaksis positif dan bertujuan mencari makan


l Tujuan penelitian
Menjelaskan pemangsaan teri (Stolephorus insularis) terhadap plankton selama proses penangkapan ikan dengan bagan rambo. Menjelaskan tingkat pemangsaan teri (Stolephorus spp.) oleh beberapa ikan pemangsa selama proses penangkapan ikan dengan bagan rambo. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang interaksi pemangsaan ikan teri dan penjelasan lain tentang variabilitas jenis dan jumlah hasil tangkapan serta ketertarikan teri memasuki area penangkapan (catchable area) bagan rambo.

l Judul paper
  Interaksi predasi Teri (stolephorus spp.) selama proses penangkapan ikan dengan bagan rambo:Hubungannya dengan kelimpahan plankto

Isi paper
l Tinjauan pustaka
Bagan merupakan salah satu jenis alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil, menggunakan cahaya lampu sebagai atraksi untuk mengarahkan ikan dan penggunaan jaring dengan mata jaring yang berukuran kecil. Bagan telah banyak mengalami perkembangan baik bentuk maupun ukuran yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan daerah penangkapannya. Berdasarkan cara pengoperasiaannya, bagan dikelompokkan sebagai jaring angkat atau liftnet (von Brandt 1985, Hutomo et al. 1987), namun karena menggunakan cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan maka disebut juga light fishing (Subani dan Barus 1989). Bagan termasuk kedalam light fishing yang menggunakan lampu sebagai alat bantu untuk merangsang atau menarik perhatian ikan untuk berkumpul di bawah cahaya lampu, kemudian dilakukan penangkapan dengan jaring yang telah tersedia.

Ada dua jenis bagan yang ada di Indonesia, yang pertama adalah bagan tancap yaitu jenis bagan yang ditancapkan secara tetap di perairan pada kedalaman 5 – 10 meter, dan jenis kedua adalah bagan apung yaitu bagan yang dapat dipindahkan dari satu daerah penangkapan ke daerah penangkapan lainnya (Baskoro 1999). Jenis bagan apung selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi bagan satu perahu, bagan dua perahu, dan bagan menggunakan mesin. Perkembangan terakhir mengenai teknologi penangkapan ikan dengan bagan di Indonesia adalah penggunaan bagan berukuran besar yang umumnya disebut sebagai bagan rambo

l Metode
Pengambilan data dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pengambilan data lapangan yang berlangsung selama 2 bulan dari akhir bulan Mei sampai dengan awal bulan Juli 2005, dan tahap analisis sampel di laboratorium. Pengambilan data lapangan dilakukan di 8 stasion penelitian pada periode waktu yang berbeda dalam selang waktu satu minggu (Tabel 1). Pengambilan data mingguan ini mengikuti saran Margalef (1978) agar dapat mengamati peristiwaperistiwa yang terjadi di alam selama selang waktu tersebut.

Lokasi penelitian dilaksanakan di daerah penangkapan ikan (fishing ground) bagan rambo di perairan Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan, pada bagian timur Selat Makassar (Gambar 5). Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Ekologi Laut Universitas Hasanuddin dan Laboratorium Mikro Biologi Institut Pertanian Bogor.

Metode Pengambilan Data

Pengambilan data lapangan dilakukan pada malam hari dalam waktu dan lokasi yang berbeda mengikuti operasi satu unit bagan rambo dalam selang waktu satu minggu. Penggunaan satu unit bagan rambo dimaksudkan untuk mengetahui alur penangkapan yang dilakukan dan menghindari bias data komposisi hasil tangkapan karena perbedaan faktor pencahayaan bagan rambo. Selang waktu satu minggu berarti juga mengikuti satu fase bulan, yaitu bulan gelap, bulan seperempat, bulan terang dan bulan tigaperempat. Pada setiap stasion penelitian



Kelimpahan plankton
pengukuran kelimpahan plankton dilakukan terhadap fitoplankton dan zooplankton pada setiap waktu hauling dalam tiga kedalaman yaitu 0 meter (permukaan perairan), 5 meter dan 10 meter. Pengukuran kelimpahan plankton pada ketiga kedalaman tersebut disesuaikan dengan posisi vertikal schooling teri di kolom perairan selama proses setting bagan rambo. Posisi schooling ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sudirman (2003) yang mendeteksi tingkah laku teri dengan alat hidroakustik selama proses setting bagan rambo yang menemukan bahwa schooling teri umumnya ditemukan pada kedalaman 10 meter sampai ke arah permukaan.

Gambar 6 Pengambilan sampel air untuk pengamatan plankton

Hasil tangkapan Ikan
Bagan rambo menangkap berbagai macam jenis ikan pelagis. Dalam penelitian ini hasil tangkapan dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu : (1) kelompok ikan tangkapan utama yang berarti jenis ikan yang tertangkap pada semua atau hampir semua waktu pengambilan sampel; (2) kelompok ikan lain yang berarti jenis ikan yang tertangkap pada waktu-waktu tertentu. Berat hasil tangkapan diestimasi dari volume ikan yang diukur dari satuan keranjang, dimana berat 1 keranjang ikan diasumsikan sama dengan 10 kg



Estimasi berat ikan untuk menduga total hasil tangkapan (a) Hasil
tangkapan dalam 1 hauling; (b) Hasil tangkapan dalam 1 keranjang.

Interaksi pemangsaan teri terhadap plankton
Interaksi pemangsaan teri terhadap plankton dilakukan melalui pengamatan komposisi makanan teri. Jenis teri yang dianalisis adalah jenis yang ditemukan paling dominan selama penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dalam setiap hauling dengan mengambil secara acak masing-masing 10 ekor sampel teri yang mempunyai ukuran tubuh relatif hampir sama (Gambar 8). Sampel diawetkan menggunakan larutan formalin 5% dan selanjutnya dibawa ke laboratorium. Pengambilan sampel teri dengan ukuran tubuh yang relatif sama dilakukan untuk menghindari bias data terhadap perubahan kebiasaan makanan karena perbedaan ukuran tubuh, seperti yang diungkapkan oleh Effendie (1997) bahwa pada ikan jenis yang sama dapat berbeda kebiasaan makanannya antara lain disebabkan oleh perbedaan umur dan ukuran tubuh.



Sampel teri (Stolephorus spp.) untuk analisis komposisi makanan.

Interaksi pemangsaan teri oleh ikan pemangsa
Analisis interaksi pemangsaan teri oleh ikan pemangsa dilakukan pada ikan-ikan yang diduga memangsa teri yang tertangkap dengan bagan rambo. Pengambilan sampel dilakukan dalam setiap sampling pada beberapa jenis ikan secara acak kelompok yaitu 2 jenis dari kelompok ikan tangkapan utama dan 5 jenis dari kelompok ikan tangkapan lain. Hal ini dilakukan karena komposisi jenis tangkapan teri yang sangat beranekaragam. Sampel ikan yang diambil mempunyai ukuran tubuh yang relatif hampir sama. Selanjutnya diawetkan dengan larutan formalin 5% dan dibawa ke laboratorium.

Hasil tangkapan ikan
Data hasil tangkapan ikan disajikan dalam bentuk grafik berdasarkan fase bulan atau stasion penelitian dan waktu hauling. Analisis hasil tangkapan dilakukan dengan membandingkan hasil tangkapan rata-rata antar periode hauling dan antar stasion penelitian dengan analisis sidik ragam. Selanjutnya dilakukan analisis regresi linear sederhana untuk melihat fungsi antara hasil tangkapan teri dengan kelimpahan fitoplankton dan hasil tangkapan teri dengan kelimpahan zooplankton yang masing-masing dihitung dengan rumus

Interaksi pemangsaan teri terhadap plankton
Jumlah dan jenis plankton yang dikonsumsi oleh teri dihitung dengan metode frekuensi kejadian dan metode jumlah. Pendekatan metode frekuensi kejadian adalah mencatat jumlah lambung teri yang mengandung masing-masing organisme makanan, sedangkan pendekatan dengan metode jumlah adalah mencatat jumlah plankton yang terdapat dalam masing-masing saluran pencernaan teri berdasarkan kategori tertentu. Nilai yang diperoleh dengan metode jumlah selanjutnya dikonversi menjadi volume dengan cara pembobotan masing-masing organisme makanan. Pembobotan dilakukan secara subyektif, yaitu dengan membandingkan ukuran masing-masing organisme makanan dimana organisme yang terkecil diberi bobot dengan nilai terendah

Interaksi pemangsaan teri oleh ikan pemangsa
Analisis interaksi teri sebagai makanan pemangsa dihitung dengan metode volumetrik (V). Pendekatan metode volumetrik adalah menghitung proporsi volume teri sebagai makanan dengan volume total lambung pemangsa teri (Effendie 1979). Untuk mengetahui apakah terdapat keterkaitan antara proporsi volume teri sebagai makanan dan proporsi frekuensi kejadian pemangsaan teri dengan jumlah tangkapan teri oleh bagan rambo dinyatakan dalam bentuk fungsi regresi linear sederhana dan analisis korelasi
l  Hasil
Gambaran Umum Kondisi Perairan di Kabupaten Baru
Kondisi perairan di lokasi penelitian digambarkan melalui data-data suhu, salinitas, kecepatan arus dan oksigen terlarut (DO) yang diperoleh melalui hasil pengukuran malam hari di permukaan perairan pada 8 stasion pengambilan data. Suhu perairan rata-rata adalah 27,6oC dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing sebesar 27oC dan 28oC yang menggambarkan kondisi suhu perairan yang relatif homogen (Tabel 3). Suhu maksimum terjadi pada semua stasion penelitian tetapi pada periode hauling yang berbeda



Komposisi dan Kelimpahan Plankton
komposisi fitoplankton yang ditemukan terdiri dari 3 kelas, yaitu Bacillariophyceae (diatom), Chrysophyseae dan Dynophyceae (dinoflagellata) yang masing-masing terdiri dari 19 genus, 2 genus dan 12 genus. Pada setiap stasion penelitian kelas Bacillariophyceae ditemukan paling melimpah, kecuali pada stasion 8, sedangkan kelas Chrysophyseae selalu ditemukan dalam kelimpahan yang kecil bahkan pada stasion 1 tidak ditemukan sama sekali (Gambar 11). Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa komponen terpenting fitoplankton adalah kelas Bacillariophyceae dan Dynophyceae pada semua stasion penelitian. Bacillariophyceae yang banyak teramati terdiri dari genus Chaetoceros, Bidulphia, Coscinodiscus, Leptocylindricus dan Rhizosolenia. Meskipun demikian terdapat beberapa genus yang ditemukan dalam jumlah yang relatif lebih sedikit yaitu Asterionella, Bacillaria, Fragilaria, Nitzschia, Paralia, Pleurosigma, Skeletonema dan Thalassiosira. Selain itu terdapat beberapa genus yang juga teramati tetapi dalam jumlah dan frekuensi kemunculan yang sangat kecil seperti Dytilum, Eucampia, Guinardia, Lauderia, dan Streptotecha. Untuk kelas Dynophyceae yang umum ditemukan adalah Ceratium, Dinophysis, Gymnodinium (Lampiran 1).



Hasil Tangkapan Ikan
Jenis ikan yang tertangkap oleh bagan rambo selama penelitian sebanyak 58 jenis (Lampiran 3) dengan total berat tangkapan sebesar 6.070 kg. Kelompok ikan yang paling sering dan banyak tertangkap adalah kelompok teri yang terdiri dari 4 jenis yaitu teri hitam (Stolephorus insularis), teri merah (Stolephorus buccaneri), teri putih (Stolephorus heterolobus) dan teri (Stolephorus indicus) dengan jumlah berat tangkapan sebesar 1.745 kg atau 28,75% dari total tangkapan (Tabel 5). Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan, terdapat juga satu jenis teri yaitu Stolephorus tri yang biasa tertangkap oleh bagan rambo tetapi selama penelitian ini tidak ditemukan. Selain itu kelompok ikan lain yang relatif banyak


Pemangsaan Teri Hitam (Stolephorus insularis) terhadap Plankton
Analisis makanan teri yang dilakukan pada jenis teri hitam menunjukkan bahwa seluruh komponen makanannya adalah plankton. Berdasarkan nilai indeks bagian terbesar (Indeks of preponderence), kelompok zooplankton lebih banyak ditemukan yaitu sebesar 94%, sedangkan fitoplankton hanya sebesar 6% (Gambar 20a). Terdapat 3 kelas kelompok fitoplankton yang ditemukan yaitu Bacillariophyceae (diatom), Dynophyceae (dinoflagellata) dan Chrysophyceae tetapi Chrysophyceae ditemukan dalam nilai yang sangat kecil. Kelompok zooplankton terdiri dari Ciliata, Rhizopodea, Hydrozoa, Branchipoda, Copepoda, Malacostraca, Nauplius, larva dan telur, serta plankton lain.



Pemangsaan Teri (Stolephorus spp.) oleh Ikan Pemangsa
Pengamatan pemangsaan teri oleh ikan-ikan pemangsa dilakukan pada 8 jenis ikan yaitu peperek, selar, alu-alu, buntal, kwee, kerong-kerong, bambangan dan lencam. Tetapi hanya dua jenis ikan yang dapat dianalisis pada semua stasion penelitian yaitu peperek dan selar. Berdasarkan proporsi volume makanan leiognathus, menunjukkan bahwa proporsi jumlah teri lebih besar dari makanan selain teri (Lampiran 10). Hal ini menunjukkan bahwa isi lambung peperek sebagian besar terdiri dari teri. Proporsi volume makanan berupa teri dalam total makanan peperek bervariasi setiap stasion penelitan,



l  Pembahasan
Kondisi Perairan di Kabupaten Baru
Perairan Kabupaten Barru terletak di pantai barat pulau Sulawesi dan merupakan bagian dari Selat Makassar. Perairan ini merupakan salah satu pintu masuk arus lintas Indonesia (ARLINDO) dari arah ut ara sehingga secara umum kondisi perairannya banyak dipengaruhi oleh massa air laut dari Samudera Pasifik. Hasil pengukuran beberapa parameter perairan selama penelitian menunjukkan bahwa kondisi perairan Kabupaten Barru relatif homogen dimana fluktuasi nilai-nilai yang diperoleh relatif kecil.

Komposisi dan Kelimpahan Plankton
Keterkaitan yang erat antara fitoplankton sebagai sumber energi di lautan dengan zooplankton merupakan tahap awal penghantaran energi ke jenjang trofik yang lebih tinggi. Tidak teridentifikasinya korelasi nyata antara kelimpahan fitoplankton dan zooplankton yang berarti bahwa peningkatan kelimpahan fitoplankton tidak disertai dengan peningkatan kelimpahan zooplankton saat itu yang dapat disebabkan adanya time lag karena zooplankton membutuhkan waktu untuk tumbuh mengikuti pertumbuhan fitoplankton. Jika diamati lebih seksama, terdapat trend bahwa peningkatan kelimpahan fitoplankton dalam suatu periode pengambilan data akan diikuti oleh kenaikan kelimpahan zooplankton setelah pengambilan data selanjutnya (Gambar 13). Fenomena ini masih perlu dikaji lagi karena selama penelitian stasion pengambilan data berada pada lokasi yang berbeda. Hubungan yang tidak nyata antara kelimpahan fitoplankton dan zooplankton juga ditemukan oleh Hauhamu (1995) di teluk Ambon dan Umar (2002) di teluk Siddo yang menemukan perbedaan temporal keaneragaman dan dominansi antara fitoplankton dan zooplankton.

Hasil Tangkapan Ikan
Hasil tangkapan bagan rambo sangat beranekaragam, terdiri dari berbagai spesies. Secara umum jumlah hasil tangkapan didominasi oleh ikan-ikan tangkapan utama seperti teri, kembung, layang, cumi, tembang, japuh, peperek dan selar yang mencapai 88,3% dari total hasil tangkapan (Tabel 5), selebihnya adalah ikan lain yang termasuk by-catch dan discard. Jenis ikan tangkapan utama tersebut termasuk ikan demersal dan pelagis yang berukuran kecil yang dimungkinkan karena bagan rambo menggunakan jaring dengan mesh size yang berukuran kecil. Keanekaragaman jenis tangkapan dapat dikatakan sebagai konsekuensi dari fishing ground di daerah tropis yang memiliki variasi jenis ikan yang lebih banyak dibandingkan daerah lain.



Pemangsaan
Individu-individu mahkluk hidup dihubungkan oleh adanya interaksi makan-memakan. Interaksi ini terjadi karena individu-individu memiliki keinginan untuk selalu ingin hidup dan berjuang untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mempertahankan jenisnya, (Ediyono et al. 1999 diacu oleh Sudirman 2003). Selanjutnya dikatakan bahwa semua mahkluk hidup yang hidup bersama-sama pada suatu habitat atau ekosistem yang sama akan berinteraksi satu dengan lainnya. Interaksi yang terjadi dapat bersifat menguntungkan (mutualisme dan komensalisme), merugikan (predasi, kompetisi, parasitisme) atau bersifat netral yang tidak saling mengganggu antar populasi walaupun berada dalam habitat yang sama dan memiliki kebutuhan yang sama karena tercukupinya kebutuhan.



Pemangsaan teri hitam (Stolephorus insularis) terhadap plankton
Kelimpahan teri selain disebabkan oleh faktor lingkungan juga oleh ketersediaan makanannya di perairan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa makanan teri jenis Stolephorus insularis keseluruhannya adalah plankton. Berdasarkan analisis indeks pilihan makanan terlihat bahwa kecenderungan Stolephorus insularis lebih banyak memilih zooplankton dari pada fitoplankton utamanya zooplankton dari kelompok Copepoda, Malacostraca, Polychaeta, Nauplius dan Branchiopoda. Hal ini menunjukkan tingkat preferensi Stolephorus insularis terhadap makanannya yang lebih menyukai zooplankton daripada fitoplankton. Hutomo et al. (1987) menyatakan bahwa teri termasuk ikan bersifat selective feeder yang memanfaatkan jenis-jenis makanan yang menjadi kesukaannya dan sesuai dengan kebutuhannya.

Pemangsaan teri (Stolephorus spp.) oleh ikan pemangsa
Keberadaan teri dalam food web di lautan sangat penting karena merupakan penghubung antara plankton dengan ikan-ikan lain. Teri sebagai konsumer tingkat pertama akan dimangsa oleh ikan kecil sebagai konsumer tingkat kedua yang selanjutnya dimangsa lagi oleh ikan-ikan pada trofik level yang lebih tinggi sampai pada top konsumer sehingga terbentuk rantai makanan. Dapat juga terjadi teri dimangsa oleh ikan pada tingkat trofik leve l lain sehingga terbentuk suatu jaringan makanan dan terjadi tumpang tindih relung makanan.



Penutup

Kesimpulan
Terjadi interkasi pemangsaan teri selama proses penangkapan ikan dengan bagan rambo, dimana teri memangsa plankton dan dimangsa oleh beberapa ikan pemangsa. Komposisi makanan teri hitam (Stolephorus insularis) terdiri dari zooplankton (94%) dan fitoplankton (6%) yang menunjukkan preferensi teri hitam yang lebih memilih zooplankton sebagai makanan utamanya. Hal ini juga ditunjukkan oleh indeks pilihan makanan yang menunjukkan nilai positif untuk makanan zooplankton dan nilai negatif untuk fitoplankton. Jenis makanan yang banyak dimangsa oleh teri hitam yaitu Copepoda (50%) dan Malacostraca (27%), telur/larva (9%), nauplius (5%) dan diatom (4%) sedangkan kumulatif plankton lain hanya sebesar 5%. Terdapat korelasi positif antara jumlah zooplankton dalam makanan teri hitam terhadap kelimpahan zooplankton di perairan dengan koefesien determinasi (R2 ) sebesar 0,643, tetapi tidak terhadap fitoplankton. Selain itu terdapat korelasi positif antara jumlah tangkapan teri hitam dengan kelimpahan zooplankton di perairan dengan nilai koefesien determinasi (R2 ) sebesar 0,403.

Teri (Stolephorus spp.) dimangsa oleh beberapa ikan pemangsa seperti peperek, selar, alu-alu, buntal, kwee, kerong-kerong, bambangan dan lencam. Proporsi valome teri dalam total makanan peperek dan selar diatas 50% pada semua stasion penelitian, juga menunjukkan korelasi positif dengan jumlah tangkapan teri saat itu, dengan nilai koefesien determinasi masing-masing sebesar 0,192 dan 0,681. Selain itu jumlah tangkapan teri berkorelasi dengan jumlah tangkapan layang, tembang, peperek, selar dan ikan lain.


ABSTRAK
Ketertarikan ikan memasuki catchable area bagan rambo selain karena faktor cahaya, juga dapat disebabkan oleh faktor makanan. Faktor kedua menjadi penting jika terjadi interaksi pemangsaan antar berbagai jenis ikan. Teri adalah salah satu penghubung antar plankton dan ikan dalam ekosistem laut, dimana teri memangsa plankton dan dimangsa oleh beberapa ikan pemangsa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi pemangsaan teri (Stolephorus spp.) selama proses penangkapan ikan dengan bagan rambo dan keterkaitannya dengan hasil tangkapan dan kelimpahan plankton. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli 2005, di Selat Makassar perairan Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Pengambilan data lapangan dilakukan pada malam hari mengikuti operasi penangkapan ikan 1 unit bagan rambo pada 8 stasion penelitan dalam waktu dan tempat yang berbeda. Pada setiap stasion penelitian dilakukan pengambilan sampel air laut untuk pengamatan plankton, pengambilan sampel ikan untuk identifikasi dan analisis interaksi pemangsaan dan mencatat komposisi dan jumlah tangkapan ikan pada setiap waktu hauling. Interkasi pemangsaan teri selama proses penangkapan ikan dengan bagan rambo terjadi ketika teri memangsa plankton dan dimangsa oleh beberapa ikan pemangsa. Makanan teri hitam (Stolephorus insularis) terdiri dari zooplankton (94%) dan fitoplankton (6%), hal ini preferensi teri hitam terhadap zooplankton sebagai makanan utamanya. Preferensi ini juga ditunjukkan oleh indeks pilihan makanan yang menunjukkan nilai positif untuk makanan zooplankton dan nilai negatif untuk fitoplankton. Jenis makanan yang banyak dimangsa oleh teri hitam adalah Copepoda (50%) dan Malacostraca (27%), telur/larva (9%), nauplius (5%) dan diatom (4%) sedangkan kumulatif plankton lain hanya sebesar 5%. Terdapat korelasi positif antara jumlah zooplankton dalam makanan teri hitam dengan kelimpahan zooplankton di perairan (R2 = 0,643), namun tidak terhadap fitoplankton. Korelasi positif terjadi juga antara jumlah tangkapan teri hitam dengan kelimpahan zooplankton di perairan (R2 = 0,403). Teri (Stolephorus spp.) dimangsa oleh beberapa ikan pemangsa utamanya selar. Proporsi volume teri dalam total makanan selar berkisar antara 77,8% sampai 91,3% dengan frekuensi pemangsaan antara 80% sampai 100%.

Kata kunci : predasi, bagan rambo, plankton, teri (Stolephorus spp.).






DAFTAR PUSTAKA
Anakotta ARF. 2002. Studi Kebiasaan Makanan Ikan-ikan yang Tertangkap di Sekitar Ekosistem Mangrove Pantai Oesapa dan Oebelo Teluk Kupang Nusa Tenggara [Tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor. 103 hal. Ayodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor. Yayasan Dewi Sri. 90 hal. Baskoro MS. 1999. Capture Process of The Floated Bamboo-Platform Liftnet With Light Attraction (Bagan) [Disertasi]. Doctoral Course of Marine Sciences and Technology Graduate School of Fisheries. Tokyo. Tokyo University of Fisheries. 149 hal. Basmi J. 1990. Makanan Plankton dan Plankton sebagai Makanan. Bogor. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. 52 hal. Burhanuddin, Hutomo M dan S Martosewojo. 1975. A Priliminary Study on the Growth and Food of Stolephorus spp. from the Jakarta Bay. Jakarta. Marine Research in Indonesia. 30 hal. Effendie MI. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Bogor. Yayasan Dwi Sri. 112 hal. Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta. Yayasan Pustaka Nusatama. 163 hal.








Sunday, October 29, 2017
Posted by agathakaf89@gmail.com
Tag :

STRES serta cara menghilangkannya


STRES adalah salah satu hal yang mengganggu segenap pikiran dikarenakan adanya masalah yang kita alami sehari-hari. Setiap orang pasti mempunyai masalah yang beragam,dari masalah kecil sampai besar sehingga membuat orang tertekan akan masalah tersebut dan membuat pikiran stress.
Meskipun masalah yang dihadapi kecil sekalipun jika masalah tersebut bertumbukan akan mengakibatkan stress juga,sehingga akan mempengaruhi aktifitas keseharian anda. yang dimana bisa berdampak pada aktifitas anda pada saat itu juga. memikirkan hal yang sudah terjadi membuat anda merasa kehilangan daya semangat itu berarti anda bagaikan berjalan kedepan dengan pandangan kebelakang dan masa depan yang suram jika anda tidak dapat membuang pikiran tersebut. dan berikut ini cara-cara anda menghilangkan stress agar masa depan anda kembali cerah :
        Pertama untuk hal yang lebih awal rencanakan kapan anda refreshing untuk menggembirakan sekaligus menenangkan hati, mungkin ini yang anda butuhkan.
        Kedua ketika melakukan pekerjaan lakukanlah dengan santai tanpa tekanan pada kondisi peningkatan pikiran anda, buatlah pekerjaan anda bagian dari kesenangan anda sehingga anda dapat menikmati tanpa beban pikiran
        Ketiga pastikan anda berada pada posisi tidak bersalah jika anda merasa bersalah terhadap orang lain, minta maaf lah kepada dia sebab anda akan merasa tertekan setelah apa yang anda lakukan sebelumnya.
        keempat minumlah air putih dan duduk lah dengan tenang serta berbicaralah dengan orang terdekat anda, dan anda akan mendapat sebuah motivasi yang berati dari mereka serta menambah rasa percaya diri anda.
        Kelima berusahalah melupakan kejadian yang membuat anda merasa terbebani dengan membuat aktifitas baru, sehingga anda akan merasa relax
dengan demikian inilah tips yang saya berikan kepada pembaca
semoga bermanfaat
Thursday, June 12, 2014
Posted by agathakaf89@gmail.com
Tag :

Reader

Powered by Blogger.

Tentang TS

Orang yang berusaha untuk menulis ini. bernama lengkap Kafabihi. seorang yang cukup jenius dalam menulis. sedang menjalani pendidikan Sma Kelas 3, yang berhabitat di Batam.
untuk saran dan tambahan
Please write your coment and join this my site

BTemplates.com

Blogroll

Guys & Jeng

- Copyright © KafabihiWall -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -